Penulis : Muhammad Nasril*
Ramadan adalah bulan yang penuh keagungan dan kemuliaan. Bagi siapa pun yang ingin menjadikannya sebagai jalan menuju ketakwaan, inilah waktu yang tepat. Di bulan ini, dosa-dosa diampuni, amal kebaikan dilipat gandakan, dan terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan, yaitu Lailatul Qadar.
Selain itu, Ramadan merupakan hadiah istimewa bagi umat Islam karena pada bulan inilah Al-Qur’an diturunkan, menjadikannya bulan yang penuh berkah dan mulia. Oleh karena itu, membaca Al-Qur’an termasuk dalam ibadah paling utama di bulan ini.
Di Indonesia, peringatan turunnya Al-Qur’an (Nuzulul Qur’an) biasanya diperingati pada 17 Ramadan, meskipun di beberapa negara lain berbeda. Di sebagian negara Arab, misalnya, peringatan ini jatuh pada malam 27 Ramadhan. Namun, terlepas dari perbedaan tersebut, esensi peringatan Nuzulul Qur’an adalah agar kita semakin mencintai dan menjadikan Al-Qur’an sebagai bagian dari hidup kita.
Setiap tahunnya, peringatan Nuzulul Qur’an digelar dengan semarak, baik di masjid, musala, majelis taklim, kantor-kantor, hingga secara nasional oleh pemerintah. Tahun ini, Kementerian Agama (Kemenag) bekerja sama dengan Masjid Istiqlal menginisiasi Program Indonesia Khataman Al-Qur’an, dengan target 350.000 kali khatam dalam sehari pada 16 Maret 2025. Program baik ini tentu patut diapresiasi dan didukung agar Alquran semakin dekat dengan masyarakat.
Seperti dikatakan Sekjen Kemenag Prof Kamaruddin Amin, program ini bertujuan untuk memperkuat kebersamaan umat Islam dalam membaca dan memahami Al-Qur’an serta meningkatkan semangat keislaman dan kebangsaan.
Adapun keutamaan membaca Al-Qur’an di bulan Ramadan sangat besar. Setiap huruf yang dibaca akan diganjar pahala berlipat ganda. Tak heran jika banyak orang berlomba-lomba mengkhatamkannya, bahkan berkali-kali.
Rasulullah saw dan para sahabat sangat menekankan pentingnya memperbanyak tilawah Al-Quran saat Ramadan. Bahkan, para ulama terdahulu menjadikan Al Quran sebagai prioritas utama, hingga menunda aktivitas lainnya. Seperti dikisahkan bahwa Imam Syafi’i mengkhatamkan Al Quran puluhan kali selama Ramadan.
Maka, tepat jika dikatakan bahwa Ramadan dan Al Quran adalah kesempatan emas untuk mendekatkan diri kepada Allah. Membaca, memahami, dan mengamalkan Al Quran adalah cara terbaik untuk meraih kemuliaan di bulan suci ini.
Menariknya, salah satu bukti kemuliaan Al Quran adalah semakin banyaknya beasiswa bagi para penghafalnya, baik untuk pendidikan agama maupun bidang akademik lainnya, seperti kedokteran, teknik, dan hukum. Ini menunjukkan bahwa Al Quran bukan hanya sumber kemuliaan di akhirat, tetapi juga di dunia.
Namun, lebih dari sekadar membaca, memahami isi Al Quran juga sangat penting. Al Quran bukan hanya untuk dilafalkan, tetapi harus menjadi pedoman hidup. Banyak pelajaran berharga dalam Al Quran yang relevan dengan kehidupan sehari-hari, seperti kejujuran, kesabaran, dan keikhlasan.
Mengamalkan isi Al Quran adalah puncak dari interaksi kita dengannya. Membaca tanpa mengamalkan ibarat memiliki peta tetapi tidak pernah menggunakannya. Oleh karena itu, Ramadan harus menjadi titik awal bagi setiap Muslim untuk menjadikan Al Quran sebagai panduan hidup, memperbaiki akhlak, meningkatkan kualitas ibadah, dan membangun hubungan yang lebih baik dengan sesama.
Belajar Baca Al Quran
Saat ini kita sudah melewati pertengahan Ramadan. Bagaimana interaksi kita dengan Al Quran? Sudah berapa kali kita khatam? Apakah setiap hari kita membacanya? Semua pertanyaan ini kembali kepada diri kita masing-masing. Namun, belum terlambat! Jika sebelumnya kita belum banyak berinteraksi dengan Al Quran, mulailah sekarang.
Kita harus mengakui bahwa masih banyak masyarakat yang belum bisa membaca Al Quran, baik anak-anak maupun orang dewasa. Hal ini terlihat dalam berbagai tes baca Al Quran ataupun dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi, tidak ada kata terlambat untuk belajar Al Quran. Apalagi saat ini belajar Al Quran jauh lebih mudah, dengan banyaknya metode cepat, kelas privat, majelis taklim, hingga media digital.
Bahkan secara regulasi, beberapa kebijakan pemerintah daerah mendukung program wajib mengaji setelah Maghrib, agar umat Islam terbiasa membaca Al-Qur’an. Begitu juga dengan program Gerakan Lima Belas Menit (Limit) Bersama Al-Qur’an, bagian dari Gerakan Tuntas Baca (Getba) Al-Qur’an. Program ini mengajak siswa siswi untuk membaca Al-Qur’an selama 15 menit sebelum memulai pembelajaran. Kemudian dukungan orang tua sangat diperlukan, kita bertanggung jawab memastikan anak-anak kita bisa membaca dan memahami Al-Qur’an sejak dini.
Momentum Ramadan ini harus menjadi motivasi untuk belajar Al Quran. Rasulullah saw bersabda: “Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al Quran dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari).
Sesibuk apa pun kita, luangkan waktu untuk berinteraksi dengan Al Quran, meskipun hanya beberapa menit setiap hari. Tidak ada alasan untuk tidak membaca Al Quran, apalagi di bulan Ramadan, baik yang mampu membaca maupun yang belum mampu.
Kalaupun kita belum bisa atau belum lancar membacanya, yang penting memiliki niat sambil belajar bahkan mendapatkan dua keutamaan. Allah memberikan pahala besar bagi siapa saja yang berusaha membaca Al Quran, bahkan bagi mereka yang masih terbata-bata. Rasulullah bersabda, “Dan orang yang membaca Alquran, sedang ia masih terbata-bata lagi berat dalam membacanya, maka ia akan mendapatkan dua pahala.” (HR. Bukhari Muslim).
Membaca Al Quran bukan hanya mendatangkan pahala dan kebaikan, tetapi juga memberikan ketenangan hati, mendatangkan rahmat, perlindungan dari malaikat, serta menjadi syafaat di hari kiamat. Rasulullah saw bersabda: “Bacalah Al Quran, maka sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat memberikan syafaat kepada pembacanya.” (HR. Muslim).
Dalam hadits lain dijelaskan bahwa membaca Al Quran dapat meningkatkan derajat seseorang di mata Allah. Dari Umar bin Khatab ra. Rasulullah saw. bersabda,: “Sesungguhnya Allah SWT. akan mengangkat derajat suatu kaum dengan kitab ini (Al Quran), dengan dengannya pula Allah akan merendahkan kaum yang lain.” (HR. Muslim);
Sungguh sangat beruntung orang-orang yang menjadikan Al Quran sebagai bagian dari hidup mereka. Untuk itu, mari manfaatkan Ramadan sebagai momentum untuk membiasakan diri membaca Al Quran. Hiasi rumah, kantor, masjid, dan sekolah dengan lantunan ayat suci. Jika tidak sempat membaca, dengarkan tilawah melalui berbagai media agar tetap dekat dengan kalamullah. Al Quran bukan sekadar penghias rak buku, tetapi harus menjadi pedoman hidup.
Ini adalah bulan tarbiyah, jika kita bisa membiasakan diri membaca Al Quran selama Ramadan, insyaAllah kebiasaan ini akan terus berlanjut setelahnya. Jadikan Al Quran sebagai sumber inspirasi dan cahaya dalam hidup kita. Allaahummarhamna bil Quran.(Kemenag)
*Muhammad Nasril, Lc. MA (ASN Kemenag Aceh Besar & Mahasiswa S3 Hukum Islam UIN Jakarta – Awardee BIB Kemenag-LPDP).