LIPUTANINSPIRASI, Sidoarjo— Sebagai perwujudan IKM (Implementasi Kurikulum Merdeka) di dalamnya terdapat program P5 (Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila). Yang disusun berdasar standar kompetensi kelulusan. SDN Gelam 2 Candi Sidoarjo telah mengangkat nilai-nilai seni budaya kearifan lokal. Yakni gelar Pawai Gunungan Bandeng dan Sayur-sayuran khas Sidoarjo.
Kegiatan yang mengambil tema ‘Gelar Karya P5 Kelas I dan Pekan Wirausaha Kelas VI telah dilaksanakan pada Rabu (21/12/2022) di halaman sekolah. Diawali dengan Tari dan Lagu Anak Indonesia, dilanjutkan dengan Tari Sriganyong, juga dongeng tentang Dewi Sekardadu, yang semuanya diperankan oleh siswa-siswa SDN Gelam 2 Candi Sidoarjo.
Kepala SDN Gelam 2 Candi Sidoarjo Rini Kuswiastutik, M.Pd mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh guru-gurunya telah melakukan pekerjaan yang luar biasa ini. Begitu juga kepada anak-anak semuanya, kalian semua anak-anak yang hebat, yang telah prestasi dan hasil karya yang ditunjukkan pada hari ini melalui Gebyar P5. “Ini semua merupakan prestasi dan hasil karya perwujudan dari P5,” terangnya.
Selain kegiatan Gebyar P5, sekaligus dilakukan gelar bazar makanan dan minuman tradisional, yang semuanya juga hasil karya para siswa. Setelah bazar tersebut dibuka, makanan dan minuman dalam sekejab habis, ludes terjual. “Alhamdulillah dagangannya habis, bersih terjual semua. Senang sekali, hasil karya kita tidak sia-sia,” ungkap Andrea siswi kelas VI B.
Ia mengaku, kalau membuat/memasak sendiri dengan teman-temannya satu tim. “Kami tadi diantaranya menjual pudding, tahu chrispy, arum manis dan martabak serta es lumut. Ternyata habis semua,“ ungkap Andrea sambil menghitung uang hasil jualannya.
Sementara itu, Ketau Panitia Gebyar P5 SDN Gelam 2 Candi Sidoarjo, Diah Sulistiawati menjelaskan kalau pihak mengangkat keharifan lokal dengan menonjolkan udang dan bandeng karena itu adalah khas dari Sidoarjo. Disamping itu kami juga memperkenal kepada anak-anak, dan mengajak mereka makan dari makanan hasil bumi kita. “Karena anak-anak sekarang itu lebih kenal dengan makanan-makanan luar negeri. Yang lebih memprehatinkan lagi, makanan luar negeri itu sudah dianggap bergengsi,” katanya.
Lanjutnya, padahal kita sudah mempunyai produk lokal yang dari segi vitamin dan gizinya maupun proteinnya tidak kalah. Jika anak-anak tidak suka dengan makanan tersebut, makanya kita harus pintar memodifikasi saat mengolahnya. “Kalau dalam pawai gunungan bandeng kali ini adalah tentang bandeng presto, bandeng asap dan banteng bakar, termasuk juga bumbu tepung,” terang Diah Sulistiawati, juga mengatakan kalau kegiatan tadi kami akhiri dengan tari, Tari Kupang.(mad)