LIPUTANINSPIRASI, Sidoarjo— SMK Negeri 2 Buduran Sidoarjo terus memotivasi para guru-gurunya agar lebih bersemangat untuk berinovasi. Dengan harapan bisa menciptakan suasana pembelajaran tetap aman dan nyaman, serta membuat peserta didik tidak jenuh saat pelajaran di dalam kelas.
Kegiatan yang dikemas dalam Workshop ‘Pembentukan dan Optimalisasi Komunitas Belajar’ dengan menghadirkan Narasumber Aris Riyadi, S.Pd M.Pd selaku Widyaiswara BBGP (Balai Besar Guru Penggerak) Jawa Timur, yang diselenggarakan selama dua hari, tepatnya tanggal 29 Oktober dan 4 Nopember 2024, di Aula SMK Negeri 2 Buduran Sidoarjo.
Kepala SMK Negeri 2 Buduran, Dra. Mariya Ernawati, MM yang diwakili Waka Humas Imam Mahfud menjelaskan kalau kegiatan ini bertujuan untuk memotivasi teman-teman dalam pemenuhan PMM (Platform Merdeka Mengajar).
“Yaitu dari komunitas belajar ini untuk meningkatkan belajar bersama yang berkelanjutan, berkesinambungan, sehingga mencapai optimal sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pihak sekolah maupun wali murid,” jelasnya.
“Kami akan diberikan banyak pratik-pratik inovasi, yang nantinya langsung diterapkan di dalam kelas. Jadi ada semangat berinovasi, belajar yang benar dan menarik tidak membuat para murid merasa ketatukan dengan gurunya,” tegas Imam Mahfud.
Sementara itu, Aris Riyadi juga berharap kepada para guru yang sudah ikut dalam program tersebut, agar nantinya satu guru bisa membuat satu inovasi. Jadi, setelah materi ini para guru-guru harus bisa membuat karya inovasi untuk pembelajaran mereka di kelas.
Lanjutnya, setiap guru kemungkinan akan diberikan waktu sekitar satu atau dua bulan untuk menciptakanbsebuah karya inovasi yang dipersiapkan untuk anak didik mereka. “Jadi setelah kegiatan ini, kalau ditindaklanjuti ada produk-produk inovasinya,” jelas Pak Aris_sapaan akrabnya.
Ia katakan, inovasi tersebut untuk rumpun mereka di kelas masing-masing. Misal, kalau guru sejarah bisa juga membuat cerita melalui lukisan pasir. “Sehingga membuat anak-anak senang dan tidak mengatuk, kalau hanya cerita pasti mengantuk,” katanya.
“Jadi bentuk inovasinya tergantung, atau disesuikan dengan kondisi masing-masing kelas. Intinya bisa membuat anak-anak belajar dengan menyenangkan, tidak ingin cepat-cepat pulang sebelum waktunya,” pungkas Aris Riyadi.(mad/aba)
LIPUTANINSPIRASI, Sidoarjo— SMK Negeri 2 Buduran Sidoarjo terus memotivasi para guru-gurunya agar lebih bersemangat untuk berinovasi. Dengan harapan bisa menciptakan suasana pembelajaran tetap aman dan nyaman, serta membuat peserta didik tidak jenuh saat pelajaran di dalam kelas.
Kegiatan yang dikemas dalam Workshop ‘Pembentukan dan Optimalisasi Komunitas Belajar’ dengan menghadirkan Narasumber Aris Riyadi, S.Pd M.Pd selaku Widyaiswara BBGP (Balai Besar Guru Penggerak) Jawa Timur, yang diselenggarakan selama dua hari, tepatnya tanggal 29 Oktober dan 4 Nopember 2024, di Aula SMK Negeri 2 Buduran Sidoarjo.
Kepala SMK Negeri 2 Buduran, Dra. Mariya Ernawati, MM yang diwakili Waka Humas Imam Mahfud menjelaskan kalau kegiatan ini bertujuan untuk memotivasi teman-teman dalam pemenuhan PMM (Platform Merdeka Mengajar).
“Yaitu dari komunitas belajar ini untuk meningkatkan belajar bersama yang berkelanjutan, berkesinambungan, sehingga mencapai optimal sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pihak sekolah maupun wali murid,” jelasnya.
“Kami akan diberikan banyak pratik-pratik inovasi, yang nantinya langsung diterapkan di dalam kelas. Jadi ada semangat berinovasi, belajar yang benar dan menarik tidak membuat para murid merasa ketatukan dengan gurunya,” tegas Imam Mahfud.
Sementara itu, Aris Riyadi juga berharap kepada para guru yang sudah ikut dalam program tersebut, agar nantinya satu guru bisa membuat satu inovasi. Jadi, setelah materi ini para guru-guru harus bisa membuat karya inovasi untuk pembelajaran mereka di kelas.
Lanjutnya, setiap guru kemungkinan akan diberikan waktu sekitar satu atau dua bulan untuk menciptakanbsebuah karya inovasi yang dipersiapkan untuk anak didik mereka. “Jadi setelah kegiatan ini, kalau ditindaklanjuti ada produk-produk inovasinya,” jelas Pak Aris_sapaan akrabnya.
Ia katakan, inovasi tersebut untuk rumpun mereka di kelas masing-masing. Misal, kalau guru sejarah bisa juga membuat cerita melalui lukisan pasir. “Sehingga membuat anak-anak senang dan tidak mengatuk, kalau hanya cerita pasti mengantuk,” katanya.
“Jadi bentuk inovasinya tergantung, atau disesuikan dengan kondisi masing-masing kelas. Intinya bisa membuat anak-anak belajar dengan menyenangkan, tidak ingin cepat-cepat pulang sebelum waktunya,” pungkas Aris Riyadi.(mad/aba)