LIPUTANINSPIRASI, Sidoarjo— Dari hasil evaluasi para pelajar dinilai masih belum siap untuk menggunakan Gawai/HP/Gadget dengan baik dan bijak. Sehingga SMP Negeri 1 Jabon pada (13/1/2025) telah mengeluarkan surat edaran, bahwa seluruh siswanya tidak diperkenan membawa HP ke sekolah.
Kini sudah berjalan sekitar dua bulan lebih, bagaimana hasilnya ? Kepala SMP Negeri 1 Jabon Sidoarjo, Yayuk Dian Mandasari, S.Pd M.Pd menjelaskan, pada hari pertama siswa tidak membawa HP kelihatan sedih, dan tidak mempunyai semangat.
“Kondisi tersebut sangat tampak sekali ketika saya selaku Kepala Sekolah menjadi pembina upacara. Binar tatapan mata mereka, menunjukkan kurang semangat,” ungkapnya pada (10/3/2025) siang.
“Bahkan anak-anak yang biasanya tidak bisa diam sejenak meskipun sikap sempurna saat menjalankan upacara, tetapi Alhamdulillah hari itu upacaranya berjalan dengan hening,” katanya.
Lanjutnya, akan tetapi keadaan tersebut tidak berlangsung lama, hanya sekitar satu minggu. Berikutnya secara perlahan berangsur-angsur keceriaan mulai tergambar di wajah anak-anak. “Sehingga ada hal yang membuat saya terkesan, adalah permainan tradisional yang hampir punah dan tidak dikenal oleh generasi Z ini mulai digemari,” kesan Bu Dian_sapaan akrabnya.
“Diantaranya, permainan tradisional Gobak Sodor, Bola Bekel, Kasti, Dakon, Boy-Boy an, termasuk juga permainan Bentengan, kini sudah dilakukan oleh siswa ketika jam istirahat,” terang Bu Dian lega.
Meskipun demikian program tersebut tidak berjalan mulus. Sesekali masih ada siswa yang ketahuan tetap membawa HP, meskipun tidak ada guru yang meminta. “Seyogianya sekolah tidak melarang total HP ada di sekolah. Karena berdasarkan Filosofi Ki Hadjar Dewantara Pembelajaran harus berdasarkan kodrat alam dan kodrat zaman,” terangnya.
Ia tambahkan, adapun mekanisme siswa membawa HP ke sekolah setelah penerapan aturan tersebut adalah ketika awal masuk sekolah, atau sebelum jam pertama di mulai. HP yang dibawa oleh siswa langsung dititipkan ke guru mata pelajaran yang memberikan tugas membawa HP.
“Ketika jam pelajaran, HP dibagikan lagi ke siswa sesuai kepemilikan masing-masing, setelah selesai pembelajaran dititipkan kembali hingga siswa pulang sekolah,” jelasnya.
Sebenarnya siswa tidak membawa HP ke sekolah banyak sekali manfaatnya, kecuali saat dibutuhkan. Anak usia pelajar SMP belum mampu bertanggung jawab dalam menggunakan HP. HP banyak sekali manfaatnya asalkan digunakan dengan bijaksana.
“Akan tetapi jika tidak bijaksana, maka akan menjadi bumerang dan menimbulkan ketergantungan. Kasus nyata seperti Game Online dan Video Dewasa,” pungkas Bu Dian.(mad/aba)