LIPUTANINSPIRASI, Sidoarjo— Proses rangkaian dari P5 (Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila) SDN Dukuh Tengah Buduran Sidoarjo, kali ini telah mengambil tema tentang Kearifan Lokal, dan Bhineka Tunggal Ika. Diikuti oleh seluruh siswa kelas 1 hingga 6 yang memiliki tiga fase.
Pada puncaknya telah dilaksanakan, pada Kamis (6/2/2025) pagi, yakni berkunjung ke Ponpes Al-Hamdaniyah Siwalanpanji Buduran dan makam ulama Siswalanpanji, terus dilanjut ke Situs Candi Pari Porong Sidoarjo.
Kehadiran rombongan siswa SDN Dukuh Tengah yang dipimpin oleh Kepala Sekolah, Taufan Kusuma Wardana, S.Pd SD disambut langsung oleh Pengasuh Ponpes Al-Hamdaniyah KH Hasyim Fahrurrozi bersama KH Muklis Ashari.
KH Hasyim Fahrurrozi menjelaskan tentang sejarah berdirinya Ponpes Al-Hamdaniyah hingga sekarang ini yang bentuk Pompesnya masih dilestarikan. Bentuknya masih asli, namun bahan materialnya sebagian sudah berganti karena rusak dimakan waktu yang sudah lama.
Termasuk juga menjelaskan kepada para siswa, tentang pendiri Ponpes hingga para tokoh-tokoh besar yang pernah ‘mondhok’ di Al Hamdaniyah, salah satunya KH Hasyim Ashari pendiri Nahdlatul Ulama (NU), organisasi Islam terbesar hingga sekarang.
Kepala SDN Dukuh Tengah, Taufan Kusuma Wardana menjelaskan kalau kegiatan kami sekarang ini adalah dalam rangka mengangkat tentang kearifan lokal. Kegiatannya berkunjung Ponpes tertua se Jawa Timur dan momer 11 se Indonesia, berikutnya juga ke makam para ulama di Buduran juga ke situs Candi Pari maupun Candi Sumur
juan kami adalah mengenalkan kepada anak-anak tentang situs-situs sejarah yang ada di wilayah Buduran, yang dekat dengan wilayah anak-anak. “Anak-anak kami kenalkan bahwa tokoh-tokoh besar Islam itu pernah mengenyam pendidikan agama di Ponpes Al Hamdaniyah ini,” jelasnya.
Jadi kami lebih memotivasi anak-anak. Selain mengenalkan tentang sejarah kearifan lokal, mereka juga mempunyai kesadaran ini, dan mempunyai kebanggaan, ternyata di Buduran itu ada pondhok tertua se Jawa Timur. “Semoga anak-anak juga termotivasi semangat belajar keagamaan,” terang Pak Taufan_sapaan akrabnya.
Kegiatan ini juga sekaligus mematuhi SE Bupati Sidoarjo yang menangguhkan untuk tidak melakukan ODL (Outdoor Learning) di luar Sidoarjo. “Jadi momentum kita tidak perlu ke luar Sidoarjo, di Sidoarjo sendiri juga sudah memenuhi untuk pelajaran anak-anak,” pungkas Pak Taufan.
Sementara itu, ratusan siswa SDN Dukuh Tengah saat berkunjung ke makam ulama Desa Siwalanpanji melakukan doa bersama dan melakukan tabur bunga. Doa bersama dipimpin oleh ustad Abdul Rosyid, S.Pd yang juga guru SDN Dukuh Tengah Buduran Sidoarjo.(mad/aba)