LIPUTANINSPIRASI, Sidoarjo — Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, menjadi momen yang menggembirakan bagi Keluarga Besar SMK Negeri 2 Buduran Sidoarjo, khususnya Saadatul Abadiyyah siswi kelas X DKV 3 telah mendapatkan apresiasi dari sekolah, karena berhasil menghafal Al Qur’an hingga 11 juz.
Apresiasi diberikan langsung oleh Kepala SMK Negeri 2 Buduran, Dra. Hj. Mariya Ernawati, MM kepada Saadatul Abadiyyah yang juga didampingi oleh orang tuanya. “Dengan harapan bisa menular, dan menjadi inspirasi bagi teman-teman semuanya, untuk terus menjadi generasi yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,” harap Mariya Ernawati.
Bu Mariya_sapaan akrabnya juga berharap dengan memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. “Semua siswa bisa meneladani akhlak Nabi sebagai bekal menjadi pribadi yang unggul , mumpuni, dan berkarakter,” harapnya, pada Jumat (20/9/2024) pagi.
Dalam kesempatan sambutannya, kepala sekolah juga bernyanyi dengan syair, “Tanpa Agama Manusia Buta, Tanpa Ilmu Manusia Binasa, Tanpa Harta Manusia Sengsara, Tanpa Ukhuwah Manusia Berpisah.”
Dalam SMK Negeri 2 Buduran bersholawat menghadirkan Ustadz Abdullah Musyaffak,S.Pd.I, M.Pd.I yang juga mengampu guru PAI (Pendidikan Agama Islam), menyampaikan materi, bawah kita semua selalu meningkatkan cinta Nabi dan meyakini Rukun Iman yang jumlahnya ada 6.
Ia juga menjelaskan tentang intisari ajaran Islam. Mulai dari aqidah/keimanan, yang terwujud dalam rukun iman yang ada enam tersebut. Juga tentang syariat/ibadah, yang terwujud dalam rukun Islam dan tentang Ihsan/akhlaq.
Ustadz Musyaffak menyampaikan pesan Malaikat Jibril kepada Nabi dan ummatnya. “Wahai Muhammad, hiduplah sesukamu, karena sesungguhnya kamu akan mati. Cintailah siapa yang kamu suka, karena sesungguhnya engkau akan berpisah dengannya, dan berbuatlah sesukamu, karena sesungguhnya engkau akan diberi balasan karenanya,” pesannya yang disimak oleh seluruh siswa dan guru SMK Negeri 2 Buduran.
Kemudian dia berkata ” Wahai Muhammad. Kemulian seorang mukmin adalah berdirinya dia pada malam hari (untuk shalat malam), dan harga dirinya adalah ketidakbutuhannya terhadap manusia,” terang Ustadz Musyaffak.(mad/aba)