LIPUTANINSPIRASI, Sidoarjo — Setelah berhasil meraih penghargaan sebagai Peserta 5 Terbaik Penganugerahan Apresiasi KSPSTK (Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah dan Tenaga Kependidikan) untuk Kategori Kepala Sekolah SMP Inovatif tingkat Nasional 2023, dari Kemendikbud Ristek RI.
Kini giliran Pemkab Sidoarjo juga memberikan Piagam Penghargaan kepada Lilik Sulistyowati, S.Pd M.Pd Kepala SMP Negeri 4 Sidoarjo atas prestasi tersebut. Prosesi penyerahan piagam penghargaan diberikan langsung oleh Plt Bupati Sidoarjo, Subandi, SH. M.Kn usai menjadi Inspektur Upacara peringatan Harkitnas dan Hardiknas, pada Senin (20/5/2024) di Alun-alun Sidoarjo.
Usai meraih penghargaan, Kepala SMPN 4 Sidoarjo Lilik Sulistyowati menuturkan kalau apa yang selama ini sudah dilakukan adalah terkait pengelolaan pendidikan di sekolah. Kami mengangkat pendidikan inklusi, bagaimana memberdayakan para bapak dan ibu guru itu mampu melaksanakan pembelajaran di kelas inklusif. Di kelas tersebut ada siswa reguler juga ada peserta didik penyandang disabilitas.
Oleh karena itu, selaku kepala sekolah harus mampu membekali, meningkatkan kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas inklusif tersebut. “Diantaranya dengan berbagaimacam strategi, saati itu saya mengambil judul Pola Lies It Care (Leadership Inclusive Education System, Indetification Training, Collaboration Application Reflection Extension) Dalam Pembelajaran di Kelas Inklusif, berhasil meraih juara I Jawa Timur yang mewakili ke tingkat nasional,” tutur Bu Lilis_sapaan akrabnya.
Lanjutnya, di sekolah kami terdapat 47 siswa penyandang disabilitas, yang proses pembelajarannya di kelas inklusif. Sehingga membutuhkan kompetensi guru yang mampu melaksanakan pembelajaran di kelas inklusif sesuai dengan kebutuhan siswa.
“Diantaranya ada pembelajaran deferensiasi, bagaimana guru mampu untuk melaksanakan pembelajaran berdeferensiasi, yang mana di kelas terdapat selain siswa regular juga siswa berkebutuhan khusus dengan perilaku yang sama. Kebutuhan sama pula, sesuai dengan assesment yang telah dilakukan,” tuturnya.
Sementara itu dari segi pengelolaan tentunya kita perlu kolaborasi dengan beberapa lembaga yang berkompeten di bidangnya, karena kami tidak bisa bekerja sendiri. “Jadi Pola Lies It Care itu yang saya lakukan, jadi ada alurnya. Untuk mendukung kegiatan tersebut kami juga bekerjasama dengan berbagai lembaga di bidangnya,” jelas Bu Lilis.
Mulai dari UPT ABK, SLB, Gerakan Kesejahteran Tuna Rungu Indonesia juga dengan home industry untuk peningkatan keterampilan vokasi anak-anak. “Dari situlah kami mampu memberikan layanan terbaik bagi peserta didik penyandang disabilitas,” pungkas Bu Lilis.(mad/Aba)