LIPUTANINSPIRASI, Lumajang – Kabupaten Lumajang kembali menorehkan prestasi membanggakan di tingkat nasional. Mohammad Mas’ud, atau akrab disapa Gus Ud, Penyuluh Agama Islam KUA Rowokangkung, berhasil meraih peringkat kedua Penais Award 2025, ajang apresiasi bergengsi yang digelar Kementerian Agama Republik Indonesia.
Penais Award diikuti oleh 90 penyuluh agama Islam dari seluruh Indonesia, dengan hanya sembilan orang yang akhirnya ditetapkan sebagai terbaik. Capaian Gus Ud menempatkan Lumajang sejajar dengan daerah lain sebagai pusat lahirnya tokoh inspiratif.
Gus Ud dinilai layak mendapat penghargaan berkat program inovatifnya Kaliber 99 (Kajian Literasi Berbasis Religius). Program ini memadukan literasi, pendidikan agama, dan moderasi beragama dalam format yang mudah diterima masyarakat akar rumput.
Dengan metode tersebut, penyuluhan agama tidak lagi sebatas ceramah, melainkan menyentuh kebutuhan masyarakat untuk hidup rukun, toleran, dan sejahtera.
“Alhamdulillah, saya bisa membawa nama Lumajang ke level nasional. Prestasi ini hasil doa dan kerja bersama, bukan sekadar capaian pribadi,” ujar Gus Ud saat dikonfirmasi, Kamis (28/8/2025).
Keberhasilan ini sekaligus membuktikan bahwa kolaborasi di Lumajang berjalan kuat. Pemerintah desa, kecamatan, penyuluh lintas bidang, hingga kelompok informasi masyarakat (KIM) Sumbersari ikut menopang perjalanan Gus Ud hingga ke panggung nasional.
“Dari desa kecil Rowokangkung, lahir prestasi besar untuk bangsa. Dedikasi Gus Ud menunjukkan bahwa penyuluh agama adalah agen perubahan sosial yang strategis,” kata Kepala Desa Sumbersari, Adi Samaludin.
Pemerintah Kabupaten Lumajang menyambut positif capaian ini. Prestasi Gus Ud tidak hanya membanggakan secara personal, tetapi juga mengangkat nama baik Lumajang sebagai daerah religius yang melahirkan tokoh berkelas nasional.
Apalagi, isu yang diperjuangkan Gus Ud selaras dengan kebijakan nasional diantaranya, penguatan moderasi beragama, literasi sosial-keagamaan, dan pembangunan harmoni umat. Kontribusi ini menjadikan Lumajang bagian penting dalam upaya menjaga persatuan bangsa.
Bagi masyarakat Lumajang, penghargaan ini bukan sekadar piala, melainkan energi moral. Figur Gus Ud adalah teladan bahwa dari desa, anak bangsa bisa berkiprah dan mendapat pengakuan nasional.
“Penyuluh agama adalah ujung tombak dalam merawat persaudaraan umat. Gus Ud adalah bukti nyata bahwa Lumajang punya potensi SDM unggul yang bisa menginspirasi Indonesia,” ujar seorang tokoh agama setempat, Fauzan.
Dengan torehan ini, Lumajang tidak hanya dikenal lewat potensi pertanian dan pariwisata, tetapi juga sebagai daerah yang melahirkan tokoh agama visioner. Kehadiran Gus Ud menegaskan bahwa Lumajang berkontribusi nyata dalam mewujudkan masyarakat religius, toleran, dan berdaya saing di era modern. (MC/Kab/KIM Sumbersari/Lus/An-m/Kominfo)