LIPUTANINSPIRASI, SIdoarjo – Uji praktek sekaligus melestarikan seni budaya tradisional yang hampir punah. Yakni sebuah pementasan Kethoprak dan Ludruk yang dilakukan oleh SMP Negeri 1 Sidoarjo. Kegiatan yang bertemakan ‘Ambabar Rasa Tresna Budaya’ ini juga sebagai perwujudan P5 (Program Penguatan Profil Pelajar Pancasila).
Usai memantau jalannya pementasan, Kepala SMP Negeri 1 Sidoarjo, Drs. Achmad Luthfi, MM menuturkan, kalau dalam pelajaran bahasa Jawa bagi siswa kelas 9 untuk ujian praktek, salah satunya adalah pementasan Kesenian Ludruk dan Kethoprak. Setiap kelas bisa memilih main Ludruk atau Kethoprak, paling tidak separuh dari masing-masing kelas bisa main Ludruk dan Kethoprak. “Semua anak-anak dilibatkan, dan harus bisa mengorkestrakan kesenian tradisional ini. Memang kita harapkan praktek ini tiap tahun bisa kita laksanakan,” tutur Achmad Luthfi, pada (29/10/2022) siang.
Menurutnya, kegiatan itu juga merupakan perwujudan P5 dengan muatan kearifan lokal. Sehingga kami berharap anak-anak bisa memiliki wawasan dan kecintaan terhadap kesenian tradisional. Tentunya kedepan mereka sendiri yang berperan aktif melanggengkan atau melestarikan seni tradisional kita yang hampir punah.
Ia katakan, bukan hanya sekedar bisa bermain, tetapi bahasa Jawanya atau tutur kata menggunakan bahasa Jawa juga harus bisa. Termasuk juga para penabuh alat musik tradisional seperangkat gamelan ini juga dilakukan oleh para siswa. “Jadi mereka bermain secara total, bisa untuk melestarikan kesenian tradisional kita yang hampir punah,” katanya.
Lanjutnya, untuk cerita mereka juga memilih sendiri yang sesuai dengan keinginan masing-masing kelas. Yang tampil kali ini diantaranya Kethoprak dengan lakon ‘Sri Tanjung’ dan Ludruknya lakon ‘Sarip Tambak Oso’. “Kami juga melibat orang tua untuk melihat pementasan ini, agar mereka juga dapat dukungan moral yang kuat. Disamping itu, bagi teman-teman yang lainnya, yang tidak main, mereka wajib memvideokan atau memvisualisasikan kepada taman-temannya. “Itu nantinya untuk penilaian informatika,” katanya.
Sementara untuk pakaian-pakaian mereka dinilai langsung oleh guru seni dan budaya, sedang orang tua juga kami persiapkan program penilaian secara online, sebagai data statistik. Nantinya anak-anak bisa menghitung, karena ini terkait dengan mata pelajaran matematika. “Jadi ada 4 mata pelajaran yang hari ini diujikan praktek, bahasa Jawa sebagai wadah yang melingkupi. Seni budaya, Informasika dan Matematika,” pungkas Pak Luthfi_sapaan akrabnya.(mad)