LIPUTANINSPIRASI, Sidoarjo— Luar biasa… walaupun sebagai guru yang setiap hari-harinya sibuk dengan proses belajar mengajar. Namun beberapa kelompok guru yang tergabung dalam KGPS (Kelompok Guru Penulis Sidoarjo) masih sempat mengembangkan literasinya, yakni menulis sebuah buku Antologi Puisi.
Kali ini berhasil mewujudkan buku karyanya ke 10 terkait Peringatan Hari Ibu berjudul ‘Harapan Ibu’ yang telah dilaunching, pada Senin, (30/12/2024) di Laziza Resto, Jalan Trunojoyo No. 5 Sidoarjo.
Buku Antologi Puisi ‘Harapan Ibu’ garapan KGPS yang ke-10, setelah bulan November lalu melakukan launching buku ke-9 ‘Merajut Harapan Untuk Anak Negeri’ dalam rangka Hari Guru Nasional 2024 dan HUT ke-79 PGRI.
Ketua KGPS Endang Kusniati menyampaikan bahwa pentingnya moment ini diangkat sebagai tema dalam mencipta puisi, karena perhatian sorang ibu yang luar biasa kepada kita. “Saya berharap, bahwa dirinya dan para penulis lainnya agar mampu mewujudkan harapan-harapan ibu yang sudah melahirkan dan membesarkan kita,” harap Guru SDN Gelam 2 Candi Sidoarjo ini.
Hadir dalam acara tersebut R.M. Pungky Kusuma, seorang Konsultan Pariwisata dan Perhotelan, Pemerhati Pendidikan. Anto dari Komunitas Brangwetan. Ketua Aksayapatra Loly. Juga Ani Jhon, seorang pelukis dan pemerhati literasi. Ani Jhon dalam buku antologi puisi Harapan Ibu ini juga ikut menulis sebagai penulis tamu.
Selain itu, Ani yang sudah berusia 70 tahun, telah memiliki 7 cucu, dan masih aktif berorganisasi, mewakili para ibu untuk memberikan kata sambutan dalam buku ini.
Sebagai seorang istri dan ibu rumah tangga, dia contohkan ketika berdoa, “Ya Allah, jadikan saya sebagai istri dan ibu rumah tangga yang sukses,” doanya.
Yang menarik dari doa Ani saat ingin menantu sesuai yang diinginkan kemudian ditularkan kepada para penulis dan tamu undangan saat itu, “Ya Allah, berilah saya menantu yang berhati mulia,” doanya lagi.
Pada kesempatan itu dilakukan penyerahan buku antologi puisi Harapan Ibu kepada para tamu undangan.
Menurut Pungky Gen Beta lebih parah dan lebih berbahaya daripada gen sebelumnya, yaitu Gen Z dan Gen Millenial.
Etika, moral, ketangguhan, kepedulian terhadap lingkungan sangat menurun, bahkan hampir hilang. Merekan tidak punya sopan santun. Guru dianggap teman. Nasihat guru (Orang tua) dianggap angin lalu. “Ini jelas pengaruh gadget. Kehadiran guru tidak bisa digantikan oleh gadget. Esensinya tidak sampai,” kata Punky.
Dia berpesan kepada guru-guru untuk lebih memperhatikan kondisi sikap anak, perilaku anak, dan karakter anak. “Oleh karena itu, perlu adanya kolaborasi antara Guru, Orang Tua, dan Pemerintah untuk menangani persoalan ini,” tegasnya.
Acara dilanjut diskusi seputar Proses Kreatif Penciptaan Puisi oleh para penulis, dipandu oleh Suhartatik selaku Sekretaris KGPS.
“Sesuai dengan tema diskusi kali ini, Sekali Berkarya Tetap Berkarya, dengan berbagai tantangan yang dihadapi, penulis tetap berupaya menyelesaikan tulisannya,” ucap Suhartatik usai acara.(mad/aba)