LIPUTANINSPIRASI, Sidoarjo— Kondisi pendidikan di wilayah Sidoarjo sekarang ini sudah mengalami krisis jumlah pengawas. Banyak pengawas dari tingkat SD dan MI yang harus merangkap, memegang 2 wilayah kecamatan. Sebanyak 6 pengawas SD harus berbagi mendampingi 18 kecamatan di Sidoarjo. Bahkan ada 1 pengawas harus mendampingi lebih dari 100 SD. Kondisi serupa juga dialami oleh pengawas MI meskipun jumlahnya masih lebih besar.
Kondisi kekurangan pengawas ini diakui oleh Kepala Kemenag Kabupaten Sidoarjo dan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sidoarjo. KH. Drs. Mufi Imron Rosyadi, M.E.I selaku Kepala Kemenag Kabupaten Sidoarjo mengakui, kurangnya jumlah pengawas memang berakibat pada lemahnya supervisi atau pendampingan kepala sekolah dan guru di wilayah kerja mereka karena pengawas kewalahan dengan jumlah sekolah yang harus di dampingi. “Saya memahami ini menjadi tantangan yang berat untuk pengawas. Meski begitu para pengawas khususnya di Sidoarjo secara kompetensi telah teruji bagus sehingga tetap bisa menjalankan tupoksinya meski kewalahan dengan banyaknya madrasah yang harus didampingi,” jelasnya.
Dr. Tirto Adi, M.Pd Kepala Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sidoarjo mengungkapkan kondisi pengawas untuk SD lebih parah lagi. Untuk 1 pengawas harus mendampingi 2 kecamatan dengan jumlah sekolah lebih dari seratus satuan pendidikan. “Kami sebenarnya telah membuka tes pengawas dan sudah terseleksi. Semoga tahun depan jumlah pengawas telah tercukupi sehingga pengawas dapat fokus mendampingi satuan pendidikan dampingannya,” jelasnya.
Dalam rangka melaksanakan tugas pendampingannya, saat ini pengawas sebenarnya bisa sangat terbantu dengan adanya rapor pendidikan. Rapor pendidikan menurut Tirto Adi seperti cermin hasil penilaian sekolah. Pengawas tak perlu lagi secara detil menanyakan apa saja yang perlu dikuatkan dan apa sanja tantangan di sebuah sekolah. Melalui rapor pendidikan, pengawas seharusnya sudah bisa tahu sekolah-sekolah dampingannya tersebut membutuhkan apa saja dan pendampingan seperti apa yang diharapkan. Hal ini juga sangat memudahkan apabila pengawas tersebut memiliki sekolah dampingan yang cukup besar. Pengawas bisa melakukan rangking dari hasil rapor pendidikan sehingga terlihat mana sekolah yang rapor pendidikannya masih merah sehingga perlu pendampingan dengan lebih intensif.
Untuk itu Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI) menggelar Workshop Peningkatan Kapasitas Pengawas untuk Mendukung Kepemimpinan Satuan Pendidikan dan Perbaikan Pembelajaran di Sekolah Dasar dan Madrasah selama 2 hari (18-19 Desember 2024). Kegiatan ini dihadiri oleh Mufi Imron Rosyadi dan Tirto Adi sebagai dukungan dalam kegiatan ini. Seluruh pengawas SD dan MI di wilayah Kabupaten Sidoarjo dan perwakilan pokja pengawas menjadi peserta dalam kegiatan ini. Topik utama yang dibahas dalam workshop ini adalah bagaimana memanfaatkan rapor pendidikan sebagai data awal untuk melakukan pendampingan ke sekolah atau madrasah.
Mufi berharap, pengawas MI di Sidoarjo menjadi pengawas yang dirindukan kehadirannya oleh kepala madrasah dan guru. Agar dirindukan tentu saja pengawas harus kompeten dan bisa melaksanakan supervisi sesuai dengan kebutuhan kepala madrasah dan guru. Untu itulah pengawas harus selalu mengupdate kemampuannya agar tidak ketinggalan dengan para guru. Mufi memberikan dukungan untuk workshop yanng diselenggarakan oleh INOVASI dan berharap agar pengawas MI yang ikut bisa belajar dari pengawas SD tentang pemanfaatan rapor pendidikan untuk pendampingan.
Tirto Adi saat membuka kegiatan mengingatkan bahwa pengawas itu harus matang secara kemampuan, emosional, dan sosial. “Karena keberadaan pengawas itu sebagai panutan tempat kepala sekolah dan guru menaruh harapan bisa memberikan solusi dari permasalahan yang mereka hadapi sehari-hari,” terangnya.
M. Anton Nasrulloh salah satu pengawas MI yang menjadi peserta menyambut baik kegiatan ini. “Kegiatan pelatihan pengawas untuk pengawas MI memang sangat jarang kita dapatkan. Dengan menyatukan pengawas SD dan MI dalam satu workshop kami berharap bisa belajar banyak dari para pengawas SD,” jelas Anton.
Abdullah pengawas SD senang sekali dapat terlibat dalam kegiatan ini. Dia berharap kedepan apabila ada kegiatan lanjutan dapat mengundang pula perwakilan kepala sekolah dan guru sehingga ada refleksi bersama terkait kompetensi dan kemampuan pengawas yang menjadi harapan kepala sekolah dan guru saat ini.(mad/aba)