LIPUTANINSPIRASI, Sidoarjo — Memperingati hari pahlawan SMAN 1 Waru mendapat kunjungan dari mahasiswa luar negeri, mereka tergabung dalam program beasiswa non gelar yang ditawarkan oleh Pemerintah Indonesia kepada warga negara asing dari negara-negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Indonesia (Program Darmasiswa).
Ada lima mahasiswa yang berkunjung ke SMAN 1 Waru, yaitu Yuri Tanaka dari Jepang, Rena Mizumura dari Jepang, Nivio DaCosta Coelho dari Timor Leste, Luvania Deodora Gusmao dari Timor Leste, dan Nasiba Kamalova Azambekovna dari Uzbekistan. Mereka mengunjungi Indonesia kurang lebih selama 10 bulan.
Mahasiswa luar negeri tersebut didampingi Direktur Pusat Bahasa Ubaya, Mr. Ferry Irawan. Mereka disambut hangat oleh Laila Mufida, S.Pd., M.Pd. selaku Kepala SMAN 1 Waru, bapak dan ibu guru SMAN 1 Waru, dan siswa SMAN 1 Waru khususnya 60 anak yang tergabung dalam The English Club (TEC), pada (14/11/2024).
Selain itu, Kepala SMAN Negeri 1 Waru Laila Mufida, juga memberi sambutan di ruang aula. “Hello, Ms and Mr. Welcome to SMAN 1 Waru. Terima kasih sudah berkunjung ke sekolah kami,” sambutnya.
Setelah mendapat sambutan dari kepala SMAN 1 Waru, lima mahasiswa melanjutkan sharing session dengan siswa-siswi kelas X dan XI khususnya anggota TEC. Lima mahasiswa tersebut memperkenalkan diri dan menyebutkan dari negara asalnya dadalam bahasa masing-masing dan bahasa Indonesia juga.
Ketika sharing session dengan siswa-siswi mereka melakukan sesi tanya jawab, beberapa pertanyaan dari siswa antara lainnya adalah apa kesan mereka berada di SMAN 1 Waru, apa persamaan budaya dan alat musik di Indonesia dengan di negara mereka masing-masing, apa perbedaan SMA di Indonesia dengan di negara mereka masing-masing, mengapa mereka memilih Indonesia untuk tempat belajar, bagaimana mereka bisa mendapat program beasiswa, dan seterusnya.
Ada juga siswa yang bertanya perihal sekolah di negara asal mereka, mahasiswa dari Uzbeskistan menjawab sebenarnya tidak ada perbedaan yang berlebihan antara sekolah Indonesia dan sekolah Uzbeskistan, tetapi di Uzbeskistan sekolah itu gratis dari SMA hingga perguruan tinggi, dan mendapat program beasiswa untuk setiap bulannya. Mahasiswa Jepang menjawab jika di Jepang ada kegiatan rutin olahraga dan renang setiap minggunya. Di Jepang ada organisasi siswa yang melakukan kegiatan rutin setiap tahunnya semacam OSIS di Indonesia.
Kemudian lima mahasiswa tersebut juga diajak untuk melalukan school tour untuk melihat kegiatan peringatan hari pahlawan, mengenal lingkungan dan fasilitas yang ada di SMAN 1 Waru, dan berinteraksi dengan siswa SMAN 1 Waru.
Saat berkunjung ke SMAN 1 Waru, mahasiswa asing diajak untuk mengenal alat musik tradisional seperti gamelan di ruang seni SMAN 1 Waru.
Mereka antusias memperhatikan siswa-siswi SMAN 1 Waru memainkan setiap alat musik yang ada di ruang seni. Selain dikenalkan tentang sejarah, instrumentasi, teknik, dan makna kultural alat musik gamelan, mereka lebih bersemangat lagi saat belajar mencoba memainkan gamelan dipandu oleh siswa-siswi SMAN 1 Waru.
“Ini pertama kalinya saya melihat alat musik tradisional Indonesia. Di Jepang, kami sangat menghargai budaya dan alat musik tradisional dari negara lain, termasuk Indonesia,” ucap Yuri Tanaka dari Jepang.
Menurut Yuri, meskipun ia sempat kesulitan di awal karena baru kali pertama memainkan gamelan, ia tetap bisa menyesuaikan dengan menikmati not musik, irama, dan harmoni yang dimainkan dari alat musik gamelan ini karena dimainkan secara berkelompok.
“Kegiatan ini dapat mengangkat warisan budaya alat musik tradisional Indonesia kepada generasi muda serta masyarakat internasional agar bersama-sama ikut melestarikan budaya Indonesia,” ujar Florentine Linda, penanggung jawab program kunjungan mahasiswa asing.
Diharapkan kunjungan mahasiswa asing dan dosen sekaligus pertukaran budaya ini menjadi kegiatan tahunan internasional sehingga ada kerja sama antara sekolah dengan perguruan tinggi.(mad/aba)