LIPUTANINSPIRASI, Sidoarjo— Dengan menggandeng KLG (Kampung Lali Gadget) Sidoarjo SMA Negeri 1 Wonoayu (SMANIWA) telah menggelar MPLS Ramah, mengangkat kearifan lokal. Pratik membuat Udeng Pacul Gowang dan membuat kerajinan kipas tangan, yang dilaksanakan, pada (15/7/2025) pagi.
Usai pemberian pengarahan dan pembekalan dari kepala sekolah di lapangan sekolah. Sebanyak 360 siswa langsung dibagi dua siswa putra dan putri. Untuk siswa putra membuat Udeng Pacul Gowang dan siswa putri membuat kipas dari jeruji bambu dan kain, yang dihiasi lukisan atau gambar-gambar sesuai selera masing-masing.
Kepala SMA Negeri 1 Wonoayu, Dr. Ririn Faridah, M.Pd menuturkan dalam MPLS kali ini tetap mengikuti konsep dari Kementerian Pendidikan bahwa MPLS Ramah. Ramah sekolah kami akronimkan (Raih Awal Masa SMA dengan Harapan baru), agar anak-anak itu punya semangat baru pada awal masuk sekolah, serta dengan harapan baru pula.
Makanya kami mengangkat kearifan lokal yang sesuai dengan tujuh kebiasaan anak Indonesia Hebat, diantaranya giat belajar. “Giat belajar tidak harus selalu membaca, tetapi biar mereka mengenal kearifan lokal yang ada di daerah Sidoarjo, salah satunya adalah membuat Udeng Pacul Gowang,” tutur Ririn Faridah.
“Jadi Udeng Pacul Gowang ini merupakan sarana penutup kepala khas Sidoarjo yang mempunyai filosofi cukup bagus. Yaitu harus bekerja keras hingga membuahkan hasil, namun masih tetap terbuka,” terangnya.
“Harus tetap punya mindset yang terbuka, grow mindset. Terbuka terhadap pembaharuan, terbuka dengan ilmu yang baru. Sehingga anak-anak tetap berkembang terus untuk keilmuannya. Namun juga menjunjung tinggi harapannya, seperti pada simbul Pacul Gowang,” jelas_Bu Ririn sapan sehari-harinya.
Lanjutnya, dengan mengenalkan kearifan lokal kepada anak-anak otomatis mereka akan tahu kalau di Sidoarjo ini ada peninggalan budaya ‘Udeng Pacul Gowang’ yang mempunyai filosofi sangat tinggi.
“Kearifan lokal itu bisa menumbuhkan kreatif dan meningkatkan karater siswa, karena di dalamnya ada budaya bermasyarakat yang santun,” pungkas Bu Ririn.
Sementara itu Owner KLB Sidoarjo Irfandi mengatakan dalam proses pembuatan Udeng Pacul Gowang, terlebih dahulu kami membekali atau melatih anak-anak pengurus OSIS MPK, dan hasilnya mereka kami jadikan tutor sebaya.
“Jadi yang mengajari adalah teman-temannya sendiri. Tutor sebaya itu lebih mudah dipahami dari pada orang lain yang mengajari. Alhamdulillah sudah berjalan dengan baik,” terang Irfandi.
“Benar, dengan adanya praktik membuat Udeng Pacul Gowang ini, saya baru tahu kalau di Sidoarjo ada peninggalan budaya udeng. Membuatnya tidak terlalu sulit, karena dikerjakan secara kelompok. Ya senanglah karena bersama-sama,” ungkap Naufal, salah satu siswa yang ikut membuat Udenga Pacul Gowang.(mad/aba)