LIPUTANINSPIRASI, Sidoarjo— Kondisi remaja/pelajar sekarang sangat kurang siap dalam menjalankan Pemulasaran Jenazah/merawat jenazah, dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga dalam program Pondok Ramadan 1446 H ini, salah satunya siswa SMK Senopati Sedati Sidoarjo diajari/praktik Pemulasaran Jenazah.
Selain Pemulasaran Jenazah, yakni proses merawat jenazah yang meliputi memandikan, mengkafani, menyalatkan hingga memakamkan). Juga ada kegiatan Salat Dhuha, Ngaji bersama, Tadarus hingga Praktek Istigotsah bersama-sama.
Kepala SMK Senopati Sedati, Fathoni, M.Pd menerangkan dalam bulan Ramadan ini merupakan kesempatan untuk meningkatkan kualitas anak-anak dalam beribadah. “Dengan harapan, hingga usai Ramadan 1446 H nanti anak-anak tetap lebih semangat menjalankan ibadahnya dalam kehidupannya sehari-hari,” terang Pak Fathoni_sapaan akrabnya, pada (12/3/2025) pagi.
Ia uraikan, bahwa anak-anak diperkuat dengan Salat Dhuha agar anak-anak terbiasa melakukan ibadah-ibadah sunah. Apalagi ibadah Salat Dhuha itu lebih trennya dikenal dengan salat ekonomi.
“Barangsiapa yang membiasakan diri untuk melaksanakan salat duha itu, akan dijamin dalam pencarian rezekinya itu lancar. Sehingga anak-anak semangat dan terbiasa Salat Dhuha,” urainya.
Lanjutnya, begitu juga Tadarus Al Qur’an termasuk ibadah yang paling besar pahalanya. Apalagi membaca Al Qur’an waktu Ramadan bersamaan diturunkannya Al Qur’an. “Dan anak-anak diwajibkan bisa membacanya, harapannya paling tidak bisa memahami bacaan Al Qur’an sebagai kitab Suci Umat Islam,” jelasn.
“Sedangkan kegiatan Istighosah dan Tahlil, dimaksudkan dalam hidup bermasyarakat, kita tidak akan asing dengan bacaan-bacaan dan urutannya Istighosah dan Tahlil itu seperti apa. Semua kegiatan itu ada tugas anak-anak menghafal, yang disimak oleh para guru-gurunya,” katanya.
Menurutnya, anak-anak diajarai dan diwajibkan ikut kegiatan Pemulasaran Jenazah itu adalah agar bila ada tetangga dan kelauarganya yang meninggal bisa langsung ikut merawatnya. Jangan hanya sekedar duduk-duduk, menunggu sambil ngobrol. “Harapan kami anak-anak bisa langsung turut ikut di dalam prosesnya,”harapnya.
“Makanya mereka diajari tidak hanya teori, tetapi juga praktik secara lengkap. Mulai dari tata cara memandikan, tata cara mengkafani yang benar, juga bagaimana tata cara mensalati yang benar hingga mengantarkan ke pemakanam,” ujar Pak Fathoni.(mad/aba)