LIPUTANINSPIRASI, Sidoarjo— Peringatan Harjasda (Hari Jadi Sidoarjo) ke 166 di SMP Negeri 1 Sidoarjo dilakukan dengan memberikan pahaman kepada para siswanya tentang sejarah berdirinya Kabupaten Sidoarjo. Sekaligus Peringatan ‘Lahan Basah dan Kesejahteraan Manusia’ se dunia dengan melakukan penghijauan tanam 1000 pohon.
Pemahaman tentang sejarah berdirinya Kabupaten Sidoarjo diterangkan langsung oleh Kepala SMP Negeri 1 Sidoarjo, Matnuri, S.Pd M.Pd saat memimpin upacara Harjasda ke 166, pada Jumat (31/1/2025) pagi, yang diikuti oleh seluruh guru dan seluruh siswanya di halaman sekolah.
Usai upacara Kepala SMP Negeri 1 Sidoarjo, Matnuri menjelaskan kalau pihaknya ikut juga merayakan Harjasda ke 166 yang mengambil tema ‘Sidoarjo Hebat, Baik dan Bermartabat’ sekaligus kami merayakan hari ‘Lahan Basah dan Kesejahteraan se Dunia’ yang kami tandai dengan kegiatan penghijauan, yakni menanam 1000 pohon.
“Bahkan lebih karena satu siswa satu pohon, jumlah siswanya 1070 dan ditambah lagi dari bapak ibu gurunya juga membawa satu pohon penghijauan,” jelasnya.
“Disamping itu anak-anak kami hari ini juga diminta oleh Sekda Sidoarjo sebanyak dua pleton untuk ikut upacara Harjasda ke 166 di Alun-alun. Sebelumnya juga ikut meramaikan ulang tahun Kabupaten Sidoarjo dengan menonton pertunjukan wayang kulit,” terang Matnuri.
Lanjutnya, tepatnya ulang tahun Sidoarjo di tanggal 31 Januari 2025 ini, anak-anak kami pahamkan tentang berdirinya Kabupaten Sidoarjo, mulai dari awal Kerajaan Jenggala hingga tahun 2025 sekarang ini.
Jadi, kita ceritakan terjadinya Kabupaten Sidoarjo ini seperti apa. Oleh karena itu kami harapkan anak-anak mempunyai nilai-nilai pengetahuan dan juga menghargai jasa para pahlawan yang ada di kota Sidoarjo.
“Dengan pengetahuan sejarah perjuangan Sidoarjo ini, kami harapkan anak-anak juga mempunyai semangat juang yang tinggi khususnya di SMP Negeri 1 Sidoarjo, sehingga sekolahnya tetap eksis, mempunyai nilai yang tinggi di masyarakat,” harapnya.
Sementara itu, Koordinator Adiwiyata SMP Negeri 1 Sidoarjo, Diah Cahyani, S.Pd menjelas proses penanaman pohon ini nantinya juga dirawat oleh anak-anak sendiri. Jadi tugas mereka tidak hanya menanam, tetapi juga merawatnya.
“Karena merawat lebih sulit dari pada menanam. Termasuk juga bila pohon tersebut mati, maka anak-anak juga menggantikannya yang baru lagi,” jelas Diah Cahyani.(mad/aba)