LIPUTANINSPIRASI, Sidoarjo— Lembaga kerja sama antara pemerintah Indonesia dan Australia di bawah naungan Ausaid melalui Program “INOVASI” menyelenggarakan Workshop Analisis Pendidikan Dasar dari Aspek Kesetaraan Gender, Disabilitas dan Inklusi dan Pendidikan Perubahan Iklim (GEDSI) di Kabupaten Sidoarjo, pada (4-6/12/2024) di Hotel Aston Sidoarjo.
Dalam kesempatan itu yang diundang adalah dinas atau institusi yang terkait diantaranya, Bappeda, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Sosial, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan, Perguruan Tinggi, UPT ABK, Dewan Pendidikan, PGRI, KKKS, beberapa lembaga sekolah/madarsah jenjang SD/MI.
Kegiatan ini dibuka oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Sidoarjo Dr. Fenny Apridawati, M.Kes yang dalam sambutan pengarahannya menjelaskan bahwa Kab. Sidoarjo sudah memiliki Peraturan Daerah tentang Pengarusutamaan Gender yaitu Perda No. 6 Tahun 2024 tentang Pengarusutaaman Gender (PuG). Ini menunjukkan bahwa Pemkab Sidoarjo sangat peduli dengan Gender.
Peserta workshop dibagi menjadi tiga kelompok dan Dewan Pendidikan tergabung dalam Kelompok 3 yang membahas Pendidikan Perubahan Iklim (PPI). Materi ini merupakan materi yang baru dan menarik bagi para peserta diskusi di Kelompok 3, meskipun materi ini sudah relatif agak lama, namun Pemkab Sidoarjo baru merespon dan care terhadap hal ini. “Sehingga diskusi sangat menarik dan peserta sangat antusias,” jelas Ketua Dewan Pendidikan Sidoarjo, Abdul Muklis.
Dalam diskusi dibahas fenomena perubahan iklim yang ekstrim, yang terjadi akhir-akhir ini di wilayah Kabupaten Sidoarjo yang berdampak luas pada kehidupan masyarakat.
Diantaranya kondisi suhu yang sangat panas saat matahari bersinar dan tiba-tiba berubah menjadi hujan yang sangat deras disertai dengan angin kencang yang mengakibatkan banyak pohon tumbang, adanya banjir di berbagai wilayah, banyaknya sampah yang menumpuk dan membusuk akibat kena hujan dan terbawa arus saat banjir.
Hal ini mengakibatkan lingkungan yang menjadi kotor dan menimbulkan bau tidak sedap yang menyengat, pada akhir menimbulkan banyak penyakit.
Pendidikan Perubahan Iklim adalah upaya strategis yang dirancang untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan masyarakat, terutama generasi muda, dalam menghadapi krisis iklim, dengan tujuan, membangun generasi yang sadar dan peduli terhadap lingkungan. Mengembangkan kesadaran dan pengetahuan serta meningkatkan kapasitas masyarakat untuk meresponkrisis iklim. “Juga memberdayakan masyarakat dengan pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang dibutuhkan untuk bertindak sebagai agen perubahan,” terangnya.
“Semoga tidak berhenti sampai di ruang workshop saja, akan tetapi ditindaklanjuti dan diimplementasikan oleh semua pihak, terutama Pemkab Sidoarjo melalui OPD yang terkait,” harapnya.(mad/aba)