LIPUTANINSPIRASI, Sidoarjo — Melalui gelar Tablik Akbar dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, seluruh siswa SMP Negeri 1 Sidoarjo diajak untuk meningkatkan ibadanya, dan terus dilatih untuk bersabar. Karena bisa mengilangkan terhadap perundungan atau bullying.
Sesuai dengan temanya ‘Menggali Makna Maulid Nabi Dalam Mewujudkan Toleransi dan Anti Bullying’ tersebut, pihak SMP Negeri 1 Sidoarjo telah menghadirkan peceraman KH. Zainal Abidin selaku Ketua PC Nahdlatul Ulama Kabupaten Sidoarjo, pada Sabtu (21/9/2024) di Aula SMP Negeri 1 Jl. Lingkar Barat Sidoarjo.
Kepala SMP Negeri 1 Sidoarjo, Matnuri, S.Pd M.Pd sangat berharap dengan gelar Tablik Akbar tersebut, adalah untuk menumbuhkan kecintaan anak-anak kepada Nabi Muhammad, juga untuk meningkatkan karakter anak-anak yang sebagaimana dicontohkan oleh Rosululloh SAW. Diantaranya saling mencintai dan melatih kesabaran, tidak emosional.
“Dengan meniru kesabaran Nabi Muhammad SAW, sudah barang tentu tidak akan terjadi perundungan di sekolah. Dengan sabar yang dimiliki oleh peserta didik, maka yang akan berbuat perundungan itu juga akan berpikir dua kali. Karena yang bullying sudah tidak akan mempan, atau tidak menghiraukan,” harapnya.
Menurutnya, perundungan saat ini masih menjadi perhatian masyarakat, terutama di sekolah. Faktornya adalah informasi Sosmed yang sangat luar biasa dan dengan mudah untuk ditiru oleh anak-anak zaman sekarang. Karena anak-anak sekarang ini masih cenderung untuk meniru pada yang dilihat di Sosmed tersebut.
Oleh karena itu kami terus membenteng anak-anak dengan penguatan spiritualnya, agar mereka saling menghormati satu sama yang lain. “Juga menumbuhkan jiwa pluralisemi, karena di sekolah kami siswanya juga yang beragama non Islam. Sehingga saling menghormati satu sama lain harut tetap terjaga dengan baik,” tegas Matnuri.
Sementara itu, ceramah KH Zainal Abidin juga menekankan kepada siswa agar lebih fokus untuk belajar, jangan pacaran dulu. Karena anak-anak SMP adalah memang usia-usia untuk masa belajar, mencari banyak ilmu. “Orang yang berguna, orang yang dihormati itu adalah orang-orang yang berilmu,” tekannya.
Matinuri menambahkan, jadi munculnya perundungan itu kurangnya akhlaqulkarimah anak-anak, termasuk di dalamnya adalah kurang sabarnya anak-anak, dan kebanyakan dipicu apa yang telah dilihat di Sosmed. “Termasuk apa yang ditausiyahkan oleh KH Zainal Abidin tadi, jangan mencoba untuk pacaran. Karena akan merubah pola pikir, yang biasanya 100 persen untuk belajar, bisa berkurang jadi 50 persen, karena yang 50 persen mikir untuk pacaran,” katanya.(mad/aba)