LIPUTANINSPIRASI, Sidoarjo— Mewujudkan Sekolah Toleransi tidak hanya sebatas ucapan dan administrasi belaka, melainkan harus meliputi seluruh ekosistem sekolah. Mulai dari Kepala Sekolah, siswa, bahkan hingga ke tingkat Tukang Kebun. Tidak cukup ucapan atau kegiatan saja, tetapi perilaku sehari-harinya harus sampai membudaya.
Hal ini disampaikan oleh M. Amin Hasan, M.Pd, dari UIN Sunan Ampel Surabaya, ketika memberikan materi dalam acara “Soft Meeting Waka Kurikulum dan Waka Kesiswaan Menuju Sekolah Toleransi” yang diprakarsai oleh Komunitas Seni Budaya BrangWetan dan didukung oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sidoarjo dengan mengambil tema CBCTA (Cinta Budaya Cinta Tanah Air).
Menurut Amin Hasan, bahwasanya toleransi harus juga ditunjukkan melalui ucapan, sikap, dan perbuatan, bahkan juga melalui simbol-simbol. “Kondisi itu terus dilakukan, sehingga menjadi budaya di sekolah,” katanya.
Lanjutnya, jadi yang namanya kurikulum itu bukan sebatas apa yang diajarkan di dalam kelas, melainkan apa yang dilakukan dan ditunjukkan oleh sikap guru. “Busana guru misalnya, cara berpakaian itu juga termasuk bagian dari kurikulum, karena akan dinilai oleh siswa,” ujar Amin yang juga menjadi Konsultan Pendidikan Kemendikbud dan juga pengajar mata kuliah Kurikulum di UIN.
Ia paparkan di hadapan para peserta kalau target kegiatan hari ini adalah ekosistem, siapa komponen aktornya, yang melakukan mulai dari guru, kepala sekolah, pengawas, komite sebagai pendukung.
“Sedangkan kegiatannya adalah kalau guru ada pelatihan pembelajaran, intra maupun ekstra yang sudah berbasis toleransi. Kepala sekolah tugas membuat Satgas, kurikulumnya dan yang lainnya. Pengawas melakukan pendampingan, melakukan monitoring dan memastikan kalau ekosistem tersebut terwujud,” paparnya.
Sebelumnya, kegiatanya tersebut dibuka Ketua Komunitas Seni Budaya BrangWetan Henri Nurcahyo yang juga sebagai Projek Manajer CBCTA, dengan dihadiri langsung oleh Kepala Bidang Peningkatan Mutu Disdikbud Sidoarjo, Dr Netty Lastiningsih, M.Pd dan Kabid Kebudayaan Disdikbud Kab. Sidoarjo, Kartini, M.Pd pada Kamis (18/1/1/2024) d Fave Hotel Sidoarjo.
Kegiatan ini sudah berjalan sejak tahun 2020 dan sudah ada tiga SMPN yang sudah mendeklarasikan Sekolah Toleransi. “Kali ini melibatkan 50 SMP di Sidoarjo yang terdiri dari 43 SMP Negeri dan 7 SMP swasta serta 5 orang pengawas sekolah. Mereka itulah nantinya akan deklarasi Sekolah Toleransi pada bulan Mei 2024 mendatang,” tegas Henri Nurcahyo.(mad/Aba)