LIPUTANINSPIRASI, Sidoarjo– Angonponik, SMP Sepuluh Nopember Sidoarjo dan Mafindo Sidoarjo telah berkolaborasi bergerak bersama, maju bersama untuk meningkatkan kompetensi para guru-gurunya, melalui program ‘AI Goes To School’ yang telah dilaksanakan pada (5/8/2025) pagi di Aula SMP Sepuluh Nopember Sidoarjo.
Ketua Komunitas Belajar Angonponik Sidoarjo Drs. Aunur Rofiq, M.Pd menjelaskan kalau Angonponik ini adalah komunitas belajar yang anggotanya adalah para kepala sekolah lintas jenjang, mulai SD, SMP, SMA dan SMK. Kegiatannya ingin memberikan pencerahan kepada beberapa sekolah, terutama sekolah anggota kami.
Sekarang ini kami jalin kerja sama dengan Mafindo Sidoarjo untuk meningkatkan kompetensi guru agar mereka ‘melek’ AI (Artificial Intelligence), disebut juga KA (Kecerdasan Artifisial). Jadi para guru ini betul-betul dipersiapkan untuk paham AI, karena akan sangat bisa membantu dalam proses belajar di sekolah masing-masing.
“Harapannya memang untuk mempersiapkan atau menyambut program pemerintah tentang pembelajaran sistem coding, yang tentu saja tidak terlepas dari AI yang sudah luar biasa dirasakan manfaatnya,“ harap Pak Aunur_sapaan akrabnya.
Kepala SMP Sepuluh Nopember Sidoarjo Saiful Tulus Jatmika, S.Pd M.Pd juga menjelaskan kalau SMP Sepuluh Nopember Sidoarjo ini merupakan salah satu anggota dari Komunitas Belajar Angonponik Sidoarjo.
Kali ini melakukan kolaborasi dengan Mafindo Sidoarjo untuk mengenalkan atau memahamkan ‘IA Goes To School’. “Kemudian kita akomodir bersama, sinergi bersama, kolaborasi bersama untuk menyelenggarakan pelatihan ini kepada bapak/ibu guru. Baik yang ada di komunitas Angonponik maupun undangan yang lain. Sekitar ada 65 pesertanya,” jelas Pak Tulus_sapaan akrabnya.
Jadi, golnya adalah untuk membekali, atau memberi pemahaman tentang AI kepada bapak/ibu guru. “Sehingga menjadi bekal tersendiri, memperkaya kasanah, bahwa era sekarang ini, zaman teknologi yang begitu pesatnya ini akan mempermudah guru untuk melengkapi sarana pembelajarannya masing-masing,” terangnya.
Menurutnya, tanpa adanya bapak/ibu guru, IA ini hanyalah sebagai alat. Ternyata tidak memiliki karakter, juga tidak memiliki nilai-nilai pendidikan yang diperankan oleh bapak/ibu guru.
“Jadi yang dikawatirkan adalah ketika dimanfaatkan oleh peserta didik kami, tidak ada role yang bisa dimanfaatkan dengan baik. Oleh karena itu, perlu ada bapak/ibu guru untuk meningkatkan produktivitas anak-anak, atau prestasi anak-anak,” tegas Pak Tulus.
Sementara itu PIC (Person In Charge) Kegiatan, Monica Harsono menjelaskan kalau kolaborasi ini salah satu program dari Mafindo (Masyarakat Anti Fitnah Indonesia) Sidoarjo, yakni ‘AI Goes To School’ mengenal paling dasar tentang IA kepada para guru.
Ia katakan kalau IA ini memang sudah sering dipakai oleh para guru, namun kita mengajarkan lebih ke cara beretika di AI, salah satunya menjaga data pribadi. “Nantinya mereka juga tidak sebatas mengajar AI saja, tetapi juga bisa mengajarkan beretika itu,” jelasnya.
“Semoga program ini berkelanjutan, sehingga nantinya kami bisa menyasar anak-anak. Jadi tidak hanya guru saja,” harapnya.
“IA cukup mempersingkat pekerjaan, pemanfaatannya selain sarana belajar juga untuk administrasi kelas, juga bisa buat perencanaan pembelajaran. Bahkan bikin musik, bikin vedio juga bisa dengan AI,” pungkas Monika.
Muhammad Adi, salah satu peserta mengaku senang, sangat terbantu sekali. “Alhamdulillah bisa menambah ilmu baru. Jadi hasilnya sangat bermanfaat sekali untuk pembuatan materi perangkat pembelajaran. Termasuk juga game, dimana anak-anak akan lebih menarik dalam belajar,” ungkapnya.
“Sangat membantu sekali, membuat modul pembelajaran lebih enak, lebih ringkas, lebih mudah dan cepat. Untuk sarana pembelajaran sangat terbantu,” jelas Muhammad Adi guru SMP Islam Sidoarjo.(mad/aba)
