LIPUTANINSPIRASI,Sidoarjo – Menjadi tahfiz, hafal Al Quran hingga mencapai 30 juz sungguh menjadi kebahagiaan dan kebanggaan yang luar biasa bagi setiap muslim. Bahkan sampai tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata (speechless). Karena belajarnya tidak mudah, penuh perjuangan, melelahkan hingga menangis.
Itulah ungkapkan Santri Dafi (Darul Fikri) Pesantren Al-Quran Science, Dinar Maharani Putri yang berhasil hafal 30 juz, pada 3 Maret 2022 lalu. Kini berhasil diterima masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Jurusan Ekonomi Islam, melalui jalur SNBP (Seleksi Nasional Berbasis Prestasi) 2023.
Santri kelas XI Ilmu Agama B MA Dafi Sidoarjo mengungkapkan, mulai belajar mengaji sejak dari TK. Dilanjut belajar menghafal surat pendek saat duduk di bangku SD IT Nurul Fikri. “Selanjutnya saya memutuskan masuk pondok pesantren ketika menginjak SMP IT Darul Fikri. Waktu SD sudah bisa menghafal sebanyak 2 juz, dan saat SMP bisa menyelesaikan hingga 10 juz saja,” ungkapnya, pada Senin (3/4/2023) siang.
“Beranjak ke jenjang SMA, saya mempunyai rencana dan mentargetkan selesai hingga 30 juz. Dan alhamdulillah atas izin Allah dengan program yang dibuat Darul Fikri, saya dapat mengkhatamkan hafalan 30 juz tanggal 3 Maret 2022 lalu, tepatnya masih duduk di bangku kelas 11,” jelas santri yang menjadi tahfiz terbaik waktu sekolah dasar.
Menurutnya, untuk mencapai fase tersebut tentu tidak mudah, perjuangan menghafal sampai ketiduran, bahkan sampai menangis ketika menemukan ayat yang sulit. Baginya penghafal Al Quran itu seperti makanan sehari-hari. “Tetapi kembali lagi pada niat awal kami, yaitu ingin mencari ridho Allah dan menjadi bagian Keluarga-Nya kelak di syurga, tentunya juga untuk memuliakan kedua orang tua,” kata putri kelahiran Sidoarjo 1 Oktober 2004.
Terus bagaimana cara mengatur waktu Murojaah dan belajarnya ? Saya mempunyai target, bahwa pelajaran sekolah harus selesai ketika di sekolah. Jadi semua tugas diusahakan sudah selesai di kelas. “Nah, untuk Murojaahnya saya sempatkan diwaktu-waktu luang, menunggu adzan dan iqomah, atau saat istirahat. Yang paling penting harus istiqomah, ditambah lagi jadi hafalan membaca ketika shalat,” ungkapnya lagi.
Lanjutnya, terkadang juga ngantuk banget di dalam kelas, jadinya cara mengerjakan tugasnya di Asrama. “Yang paling sulit saat murojaah ? Iyaa sulitt…. bangett. Karena murojaah itu seperti amanah. Maka menjaganya itu begitu sulit, terkadang sampai menangis. Saya yang paling senang adalah saat murojaah juz 29 dan surat Al Kahfi. Soalnya setiap Jumat otomatis kebaca. Favorite banget, Al Kahfi pertama keutamaannya dihari kiamat, untuk melindungi dari dajjal. Juga Al Mulk juga penting buat terjaga dari siksa kubur,” jelas Dinar Maharani.
Dengan prestasi tersebut, untuk melanjutkan ke perguruan tinggi, Dinar Maharani yang sudah masuk eligible mempunyai pilihan pertama jurusan Ekonomi Islam, dan berhasil melalui jalur SNBP. “Saya memilih Ekonomi Islam, karena semua di keluarga orang ekonomi. Jadi saya pengen buka usaha sendiri, juga bermanfaat untuk orang lain,” pungkasnya.(mad)