LIPUTANINSPIRASI, Sidoarjo— Belajar berbahasa asing terkadang sangat kurang diminati oleh para siswa, mereka mangaku malas hingga mengaku sulit untuk dipelajari. Namun, berbeda dengan siswa SMK Sepuluh Nopember Sidoarjo ini, justru antusias dan semangat untuk belajar bahasa asing, khususnya Bahasa Jepang.
Bahkan di sekolah yang terletak di Desa Siwalanpanji Buduran Sidoarjo tersebut, proses pembelajaran Bahasa Jepang ada porsi khusus, yakni dibuatkan ekstrakurikuler hingga ada guru Bahasa Jepang, juga telah berhasil mengirimkan siswanya untuk belajar di Jepang. “Hingga saat pihak SMK Sepuluh Nopember masih bekerjasama dengan Japan Foundation melalui programnya Nihongo Partner, yang mengirimkan orang-orang Jepang untuk belajar di beberapa sekolah di Indonesia,” terang Dewi Yanita Sari guru Bahasa Jepang SMK Sepuluh Nopember, pada Senin (30/1/2023) tadi siang.
Ia katakan, kalau volunteer dari Jepang sekarang ini adalah Takeya Sachiko sudah sejak akhir September 2022, yang terprogram hingga Maret 2023 mendatang. “Sistem mengajarnya seminggu di sekolah kami, dan seminggu berikutnya di sekolah yang lain. Karena dia mengajar di dua sekolahan,” katanya.
Adapun materi yang diajarkan tentang keterampilan, kerajinan membuat origami, kebudayaan, seni membuat Ouca. Terbuat dari bahan penghapus yang bisa menghasilkan karya seni luar biasa. Juga lebih banyak tentang cara berkomunikasi bahasa Jepang yang benar, dan keperawatan untuk Lansia. “Materi perawatan Lansia nampak bisa dipakai untuk anak-anak jurusan Keperawatan,” jelas Dewi Yanita Sari.
Takeya Sachiko juga mengaku sangat senang mengajar di Indonesia, karena murid dan guru-gurunya sangat ramah dan sangat akrab. Berbeda dengan di Jepang, murid dan guru itu masih ada jarak. “Waktu diajari juga sangat antusias, sangat telaten mengikuti arahannya. Mereka sangat akrab, aku senang sekali,” ungkap Takeya Sachiko yang sudah bisa berbahasa Indonesia walaupun masih terbata-bata.
Niluh Evrollina C siswi kelas X AKC (Asisten Keperawatan dan Cargiefer) 3 juga mengaku sangat sedang berbahasa Jepang, dan belajar keterampilannya. Karena cara pemberian materinya juga enak dan gampang dipahami. “Walaupun kami masih terbata-bata dalam berbahasa Jepang, namun Takeya Sachiko dengan gerakan-gerakannya, akhirnya mudah dipahami,” katanya.
Hal yang sama juga diungkapkan Alzhafira Penny siswi kelas X AKC 1 yang juga senang dengan belajara Bahasa Jepang yang dilakukan oleh Takeya Sachiko ini. “Jadi tidak melulu berbahasa saja tetapi banyak keterampilan-keterampilan yang diberikan. Sehingga kami tidak merasa jenuh, namun bisa menjadi lebih senang belajar bersama-sama,” ungkapnya.(mad)