LIPUTANINSPIRASI, Sidoarjo— Puluhan warga perwakilan industri, lembaga pendidikan dan lembaga sekolah sangat mengapresiasi, menyambut sangat luar biasa hasil Tefa (Teaching Factory) karya siswa SMK Negeri 1 Buduran Sidoarjo.
Kegiatan TeFa di SMK Negeri 1 Buduran dilakukan dengan model pembelajaran berbasis industri yang mensimulasikan suasana kerja nyata di sekolah, mengoptimalkan kurikulum, sumber daya, dan SDM untuk melatih siswanya agar siap kerja.
Contoh konkret seperti Titik Satu Kopi (coffee shop) dan Pawon Satu Resto (restoran rumahan), yang dijalankan oleh siswa sesuai standar industri untuk meningkatkan kompetensi dan menghasilkan produk/jasa berkualitas bagi masyarakat atau konsumen. Sehingga, saat dilaunching mendapat sambutan yang luar biasa.
Seperti yang diungkapkan Kepala SD Nurul Hikmah Sidoarjo Ustadzah Nur Rahmawati, S.Pd mengaku sudah memanfaatkan karya dari ‘Pawon Satu’ sekitar 150 hingga 200 porsi, dan Alhamdulillah selalu ditunggu oleh anak-anak. “Karena tempilannya, variasinya, packagingnya membuat anak-anak senang,” ungkapnya.
“Terima kasih senerginya Pawon Satu dengan sekolah kami sangat menyenangkan, dan ketika ada keluhan atau ketika ada komplain selalu direspon dengan sangat cepat,” ucap Ustadzah Nur Rahmawati yang disambut applause para undangan.
Kepala SMK Negeri 1 Buduran Dra. Agustina, M.Pd menuturkan kalau TeFa di sekolahnya ini merupakan model pembelajaran praktik industri nyata, yang mencakup pengembangan fasilitas seperti hotel Edutel dan coffee shop ‘Titik Satu Kopi’serta restoran prasmanan ‘Pawon Satu’ untuk program kuliner.
“Jadi semua siswa terlibat langsung dalam produksi, layanan, dan manajemen sesuai standar industri, tujuannya memang untuk menciptakan lulusan siap kerja,” tutur Agustina di sela-sela menyambut tamunya dalam Launching Teaching Factory Collaboration and Test Food, pada (30/12/2025) sore.
Ia terangkan, kalau kegiatan seperti ini memang sudah fokus pada sinkronisasi kurikulum, peningkatan SDM guru dan siswa, serta kerjasama industri untuk memastikan lulusan kompeten dan mudah terserap oleh DUDI (Dunia Usaha dan Dunia Industri).
“Kondisi sekarang ini banyak DUDI sudah dipastikan mengambil karyawan yang sudah jadi, siap kerja. Jadi kami memang sudah menyiapkan anak-anak bekerja di industri, tapi ada juga anak-anak yang menekuni di wirausaha,” tegas Bu Agustin_sapaan akrabnya.
Mayoritas mereka sudah tertampung di industri, sedangkan ada beberapa anak-anak yang belum diterima kita tampung dalam Tefa ini. Sehingga mereka terus bisa belajar dan belajar hingga meningkatkan kualitasnya.
“Bahkan kuliner atau catering, kita pernah mendapatkan pesanan sebanyak 4000 snack box dan sebanyak 3000 meal box. Kita betul-betul kerja keras, anak-anak dan guru semua tidur di sekolah, termasuk saya pun juga tidur di sekolah untuk bareng-bareng bekerja,” ungkap Bu Agustin.(mad/aba)





