LIPUTANINSPIRASI, Sidoarjo – Suasana halaman Kampus 2 SMK YPM 7 Tarik Sidoarjo pagi ini terasa berbeda. Udara masih sejuk, mentari bersinar hangat, dan embun segar masih menempel di rerumputan lapangan. Namun, semangat para siswa dan guru telah membara. Dengan mengenakan busana khas santri sarung, baju koko putih, dan songkok bagi siswa putra, serta busana muslimah anggun bagi siswi putri seluruh keluarga besar SMK YPM 7 Tarik bersatu dalam satu barisan untuk memperingati Hari Santri Nasional (HSN) Tahun 2025.
Selain diikuti oleh seluruh dewan guru dan siswa, upacara juga dihadiri oleh jajaran pengurus MWCNU Kecamatan Tarik beserta Banom-nya, para ketua ranting se-Kecamatan Tarik, guru-guru TPQ, Muslimat, serta petugas medis dari Puskesmas Kecamatan Tarik. Secara keseluruhan, kegiatan ini diikuti oleh sekitar 1.000 peserta.
Tepat pukul 06.30 WIB, upacara dimulai dengan penuh khidmat. Iringan lantunan sholawat menggema sebelum upacara, menciptakan suasana religius dan syahdu. Seluruh peserta berdiri tegap, mencerminkan kedisiplinan dan kekhusyukan khas santri yang berjiwa cinta tanah air.
Bertindak sebagai pembina upacara, Pengurus Yayasan Pendidikan dan Sosial Ma’arif Sepanjang, Bapak Drs. H. Anshori, enyampaikan amanat yang sarat makna tentang arti menjadi santri di era modern.
“Menjadi santri bukan hanya tentang sarung, sorban, atau songkok. Santri adalah mereka yang ikhlas berjuang, tulus mengabdi, dan terus menebar manfaat bagi sesama. Di setiap langkahnya, santri membawa nilai perjuangan, keilmuan, dan kebangsaan yang tak lekang oleh waktu,” tutur beliau dengan penuh semangat.
Beliau juga mengajak seluruh siswa untuk meneladani perjuangan para ulama dan santri terdahulu yang telah mengorbankan jiwa dan raga demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Semangat juang itu, kata beliau, harus terus hidup dalam diri generasi muda masa kini termasuk siswa-siswi SMK YPM 7 Tarik.
Usai pelaksanaan upacara bendera, kegiatan dilanjutkan dengan pembacaan ikrar santri, doa bersama, serta penampilan yel-yel dan kreativitas siswa bertema santri.
Momen tersebut tidak hanya menampilkan bakat dan kreasi siswa, tetapi juga menjadi sarana untuk menanamkan nilai religius, nasionalisme, dan solidaritas di kalangan warga sekolah.
Tema nasional Hari Santri 2025 “Mengawal Indonesia Merdeka, Menuju Peradaban Dunia”, menjadi napas dari seluruh rangkaian kegiatan. Makna tema ini begitu relevan bahwa santri memiliki peran penting dalam menjaga dan meneruskan kemerdekaan bangsa, serta berkontribusi di tingkat global dengan membawa nilai keislaman, kebangsaan, dan kemanusiaan.
Kepala SMK YPM 7 Tarik M. Zainul Fuad, menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar seremonial tahunan, melainkan bentuk nyata dari pembentukan karakter santri milenial yang berakhlak, berilmu, dan berjiwa sosial tinggi.
“Kami ingin siswa-siswi SMK YPM 7 Tarik tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki jiwa santri yang rendah hati, berdisiplin, dan siap berjuang untuk kebaikan,” ungkapnya.
Peringatan Hari Santri Nasional di SMK YPM 7 Tarik tahun 2025 menjadi bukti bahwa nilai-nilai pesantren dan semangat santri tetap hidup, tumbuh, dan bertransformasi di lingkungan pendidikan modern dan kejuruan. Melalui kegiatan ini, sekolah bertekad untuk terus mencetak generasi bangsa yang tangguh, berkarakter, dan cinta tanah air sejalan dengan semangat “Bravo Skyseven Reborn” yang menjadi identitas dan kebanggaan sekolah.
Di akhir acara, langit Tarik tampak semakin cerah, seolah menyapa para santri muda yang berbaris dengan penuh kebanggaan. Hari itu bukan sekadar peringatan, tetapi pengingat bahwa jiwa santri adalah jiwa perjuangan yang tak pernah padam.( MZF/aba)
