LIPUTANINSPIRASI, Sidoarjo– Upaya meningkatkan proses pembelajaran yang berkualitas. Seluruh guru di SMA Negeri 1 Krembung telah dibekali keilmuannya melalui Workshop Deep Learning/Pembelajaran Mendalam, pada (13/8/2025) di Aula SMA Negeri 1 Krembung Sidoarjo.
Bertemakan ‘Motivasi, Aplikasi dan Refleksi Menuju Pembelajaran Bermakna’ tersebut dibuka langsung oleh Kepala SMA Negeri 1 Krembung, Dra. Fety Susilawatie, M.Pd.
Fety Susilowatie menuturkan kalau kegiatan ini menghadirkan tiga pemateri yang mumpuni dibidangnya masing-masing.
Untuk pemateri pertama tentang Strategi Implementasi Deep Learning oleh Damari, M.Pd. Kedua Mengenal KBM bagi PDKB oleh Muhammad Mujiono, M.Pd dan ketiga tentang Membangun Budaya Kerja Yang Harmonis oleh Dr. Syaifudin Noer, M.Pd LCPC CBS.
Tujuannya adalah mengajak teman-teman guru untuk kembali memahami bagaimana Deep Learning dan penerapannya. Kedua mengajak guru lebih mengenal PDBK, sehingga dalam memberikan layanan pendidikan sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh anak-anak.
“Dan yang ketiga adalah kami mengajak seluruh GKT yang jumlahnya 100 lebih, untuk saling mendukung, saling melengkapi menuju SMANKREZ Dahsat,” terang Bu Fety_sapaan akrabnya.
Dari semua paparan yang telah dipaparkan oleh para pemateri diharapkan semua guru bisa merefleksi diri, melakukan tindaklanjut apa yang sebaiknya dilakukan setelah mendapatkan materi-materi tersebut.
“Sehingga pembelajaran yang berkualitas semakin dapat diwujudkan oleh semua teman-teman guru,” harapnya.
Menurut Muhammad Mujiono, semua sekolah selayaknya memberikan pendidikan yang sama, baik anak regular maupun anak berkebutuhan khusus. “Seperti yang telah dilakukan oleh SMA Negeri 1 Krembung sekarang ini memberikan layanan pendidikan bagi semuanya, termasuk anak-anak Desabilitas,” jelas Tim Pendidikan Inklusif Kementerian Pendidikan, Direktorat SMA.
Ia terangkan, Inklusi harus dilayani secara bersama-sama, di kelas yang sama dengan guru yang sama pula. Tentunya dalam bingkai ini ada modifikasi kurikulum dan juga budaya inklusif.
Budaya Inklusi adalah budaya semua civitas akademi di sekolah tersebut memberikan empati yang sama, menganggap semuanya sama. Baik anak regular maupun ABK.
“Kalau semua itu sudah dilakukan, berbudaya inklusi dengan baik dan benar, Insya Alloh nanti pembelajaran untuk semua bisa dilayani dengan baik. Memang itulah tugas kita sebagai seorang pendidik,” pungkas guru SMA Negeri 1 Gedangan ini.
Sementara itu Dr. Syaifudin dalam paparannya mengajak seluruh Keluarga Besar SMA Negeri 1 Krembung, bahwa membangun budaya positif itu harus dimulai dari diri kita sendiri, karena agama mangajarkan seperti itu.
Jadi, sistem yang baik harus pula dibangun oleh personality yang baik, person yang baik. Sistem sebaik apapun kalau personnya tidak baik akan kering. Maka dibutuhkan penyelarasan hati, penyelarasan pikiran, penyelarasan ide.
“Kita sebagai guru memiliki tanggungjawab yang sama, visi yang sama, gerak yang sama juga memiliki niat yang sama untuk mencerdaskan anak bangsa,” ajak Dr. Syaifudin.(mad/aba)