LIPUTANINSPIRASI, Sidoarjo – Upaya penguatan ketahanan pangan terus digencarkan melalui gerakan nyata dari akar rumput. Salah satunya diwujudkan melalui kegiatan penanaman jagung di atas lahan seluas 3.000 meter persegi yang berlokasi di Dusun Beringin, Desa Pamotan, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo. Kamis(10/7/2025)
Kegiatan ini merupakan bentuk sinergi antara aparat kepolisian, pemerintah desa, kelompok tani, akademisi, dan masyarakat setempat untuk memperkuat ketahanan pangan lokal di tengah tantangan krisis global dan perubahan iklim.
Turut hadir dalam kegiatan ini Kapolsek Porong AKP A. Agung GPW, S.H., M.A.P beserta jajaran, perangkat Desa Pamotan, kelompok tani Dusun Beringin, serta perwakilan akademisi dari Universitas Maarif Hasyim Latif (UMAHA) Sidoarjo. Masyarakat sekitar pun antusias mengikuti kegiatan ini, menjadikan suasana penuh semangat gotong royong dan kebersamaan.
Kapolsek Porong dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas inisiatif penanaman ini sebagai langkah konkret menuju ketahanan pangan. “Polri tidak hanya bertugas menjaga keamanan, tetapi juga hadir dalam setiap upaya yang menyentuh kepentingan masyarakat luas, termasuk ketahanan pangan. Kegiatan ini sangat positif dan patut didukung semua pihak,” ujarnya.
Sementara itu, perwakilan dari Universitas Maarif Hasyim Latif menyampaikan bahwa kehadiran akademisi dalam kegiatan ini adalah bagian dari komitmen perguruan tinggi dalam mewujudkan kampus berdampak melalui program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) dosen.
“Perguruan tinggi tidak boleh menjadi menara gading yang terpisah dari realitas sosial.
Melalui pengabdian kepada masyarakat, kami berupaya menghadirkan solusi konkret atas persoalan-persoalan di tingkat lokal, salah satunya ketahanan pangan. Penanaman jagung ini menjadi simbol keberpihakan ilmu pengetahuan pada kesejahteraan rakyat,” ungkap Ir. Mochamad Choifin, ST., MT dosen UMAHA Sidoarjo.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa kegiatan ini juga menjadi bagian dari proses pembelajaran nyata yang dapat melibatkan mahasiswa ke depannya, sekaligus memperkuat kolaborasi pentahelix antara akademisi, aparat, pemerintah desa, petani, dan masyarakat umum.
Ketua kelompok tani Dusun Beringin juga menyambut baik kegiatan ini. Menurutnya, jagung dipilih karena mudah dibudidayakan dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Ia berharap lahan yang telah ditanami akan menjadi percontohan bagi warga lainnya untuk memanfaatkan lahan tidur di wilayah mereka.
Selain penanaman, acara ini juga diisi dengan diskusi ringan mengenai teknik pertanian yang ramah lingkungan, pemanfaatan pupuk organik, dan peluang pemasaran hasil pertanian berbasis digital.
Kegiatan ini menjadi langkah awal dari serangkaian program pemberdayaan masyarakat desa melalui sektor pertanian.
Diharapkan, keberhasilan panen nanti tidak hanya mencukupi kebutuhan pangan lokal, tetapi juga mampu meningkatkan pendapatan petani dan memperkuat perekonomian desa secara berkelanjutan.
Ketahanan pangan dimulai dari desa . Desa Pamotan menunjukkan bahwa kolaborasi adalah kunci mewujudkan masa depan pangan yang mandiri dan berdaya saing. Dengan dukungan dunia akademik, inisiatif lokal seperti ini bisa menjadi inspirasi nasional (Cho/aba)