LIPUTANINSPIRASI, Sidoarjo— Menyambut Hari Raya Idul Adha 1446 H, siswa-siswi Preschool Raudlatul Jannah Pepelegi Sidoarjo menunjukkan semangat berqurban yang patut diapresiasi.
Meski masih berusia dini, anak-anak ini berhasil menginisiasi kegiatan pengumpulan infaq untuk membeli hewan qurban, berkat bimbingan dan pendekatan edukatif yang dilakukan oleh pihak sekolah.
Kegiatan ini bermula saat para ustadzah menceritakan kisah Nabi Ibrahim AS dan putranya, Nabi Ismail AS. Cerita tersebut memperkenalkan anak-anak pada makna berqurban sebagai bentuk ketaatan kepada Allah dan wujud bakti kepada orang tua.
Dari kisah yang sederhana namun sarat makna itu, muncul inisiatif luar biasa dari salah satu siswa bernama Khalisa. “Ustadzah, kita nabung yuk untuk beli hewan qurban,” ucap Khalisa dengan polos namun penuh semangat.
Bak gayung bersambut, para guru merespons positif ide tersebut, dan menjadikannya sebagai kegiatan bersama seluruh siswa.
Ustadzah Nisa, selaku guru pembimbing, kalau pihak sekolah kemudian menyediakan celengan berbentuk sapi yang dihias dengan menarik, dan diletakkan di ruang kelas. Anak-anak diajak secara rutin membawa infaq selama tiga minggu, dengan nominal seikhlasnya.
“Tak hanya menabung, mereka juga belajar tentang konsistensi, berbagi, dan tujuan mulia dari ibadah qurban,” jelasnya pada (5/6/2025).
Menurut Ustadzah Nisa, kegiatan menabung untuk qurban memiliki dampak yang lebih dari sekadar edukasi keagamaan.
“Kami ingin menanamkan bahwa berqurban bukan soal jumlah, tapi soal niat dan semangat berbagi. Anak-anak bisa belajar ini sejak dini dengan cara yang menyenangkan,” ujarnya saat ditemui di sela kegiatan.
Di akhir pekan ketiga, celengan sapi dibuka bersama, dan hasil infaq yang terkumpul ternyata cukup untuk membeli hewan qurban. Tidak hanya siswa, para guru pun turut ambil bagian dengan menyumbangkan infaq sebagai bentuk teladan bagi para murid.
Kepala Preschool Raudlatul Jannah, Mulis Nur Hayati, S.Pd juga menuturkan kalau kegiatan ini sejalan dengan tujuan pembelajaran karakter yang diterapkan di sekolah.
“Melalui ide sederhana dari anak, kami justru belajar bahwa nilai kebaikan bisa tumbuh alami dari hati mereka,” tuturnya.
Lebih lanjut, kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari orang tua siswa. Mereka dengan antusias memberikan kontribusi dan merespons positif pendekatan sekolah dalam memperkenalkan nilai-nilai keagamaan, dengan metode yang menyenangkan dan kontekstual.
“Preschool Raudlatul Jannah berhasil menunjukkan bahwa semangat berqurban bisa ditanamkan sejak usia dini,” katanya.
“Dengan bimbingan yang tepat dan ruang berekspresi yang terbuka, anak-anak tidak hanya memahami konsep ibadah, tetapi juga mulai membiasakan diri untuk peduli terhadap sesama,” pungkas Ustadzah Mulis.(mad/aba)