LIPUTANINSPIRASI, Sidoarjo– SMA Negeri 1 Tarik kembali mengadakan kegiatan tahunan yang selalu dinantikan, yaitu ‘Pentas Seni dan Gelar Karya.’ Dengan mengusung dua tema besar, ‘Gaya Hidup Berkelanjutan’ untuk Fase E dan ‘Kearifan Lokal’ untuk Fase F, pada Kamis (24/10/2024) di halaman sekolah.
Tidak hanya menyuguhkan berbagai bentuk kesenian, tetapi juga pameran inovatif yang mengajak siswa berpikir tentang masa depan. Salah satu karya paling menarik yang dipamerkan adalah maket atau diorama ‘Kota Impian Berteknologi Tinggi yang Ramah Lingkungan’ yang dibuat oleh siswa Fase E.
Kepala SMA Negeri 1 Tarik, Wiwik Tri Ernawati, S.Sos, dalam sambutan pembukannya, berharap besar kepada para siswa untuk menjadi generasi yang mampu menjaga lingkungan tanpa melupakan pentingnya teknologi. “Melalui acara ini, kita ingin menanamkan pemahaman, bahwa teknologi dan lingkungan dapat berjalan beriringan. Kita harus menciptakan masa depan yang berkelanjutan, di mana inovasi teknologi tidak merusak, tetapi malah membantu melestarikan lingkungan,” harapnya.
Menurutnya, salah satu karya yang paling mencuri perhatian di gelar karya Fase E adalah diorama kota masa depan yang didesain dengan konsep teknologi tinggi yang ramah lingkungan. Maket ini menampilkan gambaran sebuah kota yang dipenuhi bangunan modern dengan desain futuristik, tetapi tetap menjaga keseimbangan alam. Para siswa menciptakan maket ini dengan detail yang sangat teliti, menggunakan bahan-bahan daur ulang dan ramah lingkungan seperti kardus, plastik bekas, dan material organik.
Dalam diorama tersebut, kota impian mereka dilengkapi dengan berbagai teknologi canggih seperti panel surya di atap setiap gedung, kincir angin sebagai pembangkit listrik, hingga sistem transportasi umum berbasis energi listrik. Sistem pengolahan air hujan yang modern juga diperlihatkan sebagai solusi untuk menghadapi masalah kekurangan air bersih, serta ruang hijau yang meluas di antara gedung-gedung pencakar langit yang memberikan keseimbangan ekologis.
Di samping bangunan futuristik, para siswa juga menampilkan kawasan konservasi alam di pinggiran kota, yang dirancang untuk melindungi habitat flora dan fauna lokal. Kawasan tersebut mencerminkan upaya nyata untuk menjaga kelestarian lingkungan di tengah kemajuan teknologi. Ini adalah bukti bahwa konsep ‘smart city’ yang mereka buat tidak hanya mementingkan teknologi, tetapi juga keberlanjutan ekologi.
Siswa-siswa yang terlibat dalam pembuatan diorama kota impian ini dengan antusias menjelaskan konsep dan visi mereka kepada para pengunjung, termasuk guru dan wali murid. Mereka menjelaskan bagaimana setiap elemen dalam kota tersebut berfungsi dan bagaimana teknologi dapat membantu mengurangi emisi karbon serta polusi.
Salah satu inovasi yang dipresentasikan adalah gedung-gedung hijau yang memiliki dinding vertikal penuh dengan tanaman sebagai solusi penyerapan polusi udara. “Kami ingin menunjukkan bahwa kota masa depan harus ramah lingkungan dan tetap menjaga kehijauan alam,” ungkap salah satu siswa dari kelas X 11 yang terlibat dalam proyek ini.
Selain maket kota masa depan, Fase F yang terdiri dari siswa kelas XI dan XII tidak kalah memukau dengan karya-karya yang mengusung tema ‘Kearifan Lokal.’ Salah satu penampilan yang menarik perhatian adalah drama tari kolosal yang mengangkat cerita rakyat daerah setempat, serta pameran kerajinan tangan tradisional yang dipadukan dengan inovasi modern.
Kerajinan-kerajinan yang dipamerkan meliputi kain batik khas Sidoarjo, cerita rakyat dari Tarik, artefak, kesenian, serta produk makanan dari berbagai daerah di Sidoarjo khususnya dari Tarik. Pameran ini mengajak siswa dan pengunjung untuk terus menghargai dan melestarikan kearifan lokal di tengah gempuran modernisasi.
Di akhir acara, Kepala Sekolah kembali menegaskan betapa pentingnya menjaga keseimbangan antara kemajuan teknologi dan lingkungan. “Kita semua bertanggung jawab atas masa depan bumi ini. Inovasi harus terus dilakukan, tetapi jangan pernah melupakan pentingnya menjaga alam. Apa yang kalian ciptakan hari ini, adalah gambaran masa depan yang kita inginkan: sebuah kota yang maju namun tetap hijau dan lestari,” tegas Bu Wiwik_sapaan akrabnya.(mad/aba)