LIPUTANINSPIRASI, Sidoarjo— Berdasarkan data tahun 2023, angka anemia pada remaja putri di Kabupaten Sidoarjo mencapai 51,6% atau sekitar 12.061 jiwa. Hal ini dinilai menjadi salah satu faktor yang turut menghambat capaian nilai Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) di Kabupaten Sidoarjo.
Melihta kondisi tersebut, Pemerintah Kabupaten Sidoarjo bersama dengan berbagai organisasi masyarakat dan akademisi berkomitmen untuk menurunkan angka stunting. Tertuang dalam beberapa rapat koordinasi, bahwa para peserta sepakat bahhwa salah satu upaya yang perlu ditingkatkan adalah penanganan anemia pada remaja putri.
Sekretaris Daerah Kabupaten Sidoarjo, Dr. Fenny Aprdawati, M.Kes menekankan bahwa fokus utama saat ini adalah menurunkan angka anemia tersebut, sebagai bagian dari upaya mencapai target zero stunting. “Angka anemia pada remaja putri yang tinggi ini adalah sebuah tantangan serius,” tekannya.
Oleh karena itu, kami mengimbau agar seluruh OPD yang berkaitan langsung dengan kesehatan remaja putri dapat mengimplementasikan program Minum Tablet Tambah Darah di sekolah-sekolah secara rutin. “Kolaborasi lintas sektor sangat dibutuhkan agar pelaksanaan program ini berjalan efektif,” ajak Sekda Sidoarjo saat Rapat Pembahasan Pelaksanaaan SSGI di Opsroom Setda Sidoarjo, Rabu, (9/10/2024) pagi.
Selain itu, Kepala Bappeda Kabupaten Sidoarjo, Dr. Heri Susanto, M.Hum juga menyampaikan pentingnya kolaborasi antara OPD dan pihak terkait lainnya untuk mengintegrasikan program penurunan angka anemia dan stunting.
“Masing-masing OPD hendaknya dapat bersinergi dalam menyelenggarakan program kegiatan, sehingga tujuan yang ingin dicapai dapat terlaksana secara maksimal dan efisien,” katanya.
Rapat ini menegaskan bahwa penurunan angka anemia pada remaja putri menjadi prioritas utama. “Hal ini tidak hanya akan berdampak pada peningkatan kesehatan generasi muda, tetapi juga sebagai salah satu indikator kunci untuk mewujudkan Kabupaten Sidoarjo sebagai Kabupaten Zero Stunting,” jelas Heri.(mad/aba)