LIPUTANINSPIRASI, Sidoarjo — Dengan memanfaatkan akses internet, sosmed ataupun digitalisasi yang lain bisa membuahkan hasil yang luar biasa, dan tidak disangka-sangka. Seperti yang dialami Imawati, S.Pd M.Pd guru SD Al Falah Darussalam 2 Waru Sidoarjo ini. Berkat memanfaatkan jaringan, digitalisasi berhasil lolos Beasiswa Monash Autralia University.
Pada Minggu (30/7/2023) pagi-pagi ia mengungkapkan. “Gaes kalian bukan donat, yang kalau diam itu berkembang, bergerak donk…!” Jargon yang sedang seliweran di tiktok membuat saya, tertawa geli dan membenarkan. Betul juga ya, kita manusia yang diciptakan mempunyai cipta, rasa, dan karsa bisa bergerak dan hijrah, dengan begitu akan terjadi perubahan.
“Mudahnya akses internet dalam media sosial, membuat kita para guru bisa dengan mudah juga mencari info pengembangan diri, baik level daerah atau nasioanal. Dalam akun GTK (Guru dan Tekaga Kependidikan) Kemdikbud ternyata banyak sekali program beasiswa diantaranya LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) Microcredential yang bekerjasama dengan kampus luar negeri seperti Colombia University Amerika, Monash University Australia dan banyak lagi yang lainnya,” ungkap Guru SD Al Falah Darussalam Waru Sidoarjo ini.
Peraih Juara I Lomba Artikel Popular Nasional 2017 ini mengaku perjuangan yang melelahkan dan panjang tentunya untuk lolos beasiswa Monash University Australia, dari proses daftar, mengirim kelengkapan administrasi, seperti TOEFL min 450, essay dalam bahasa inggris tentang numerasi, dan wawancara. “Serasa tidak percaya saat menerima email tentang panggilan wawancara. Total jumlah peserta 1.232 guru senusantara, seleksi tahap satu diambil 200 guru saja. Selanjutnya disaring lagi menjadi 70 guru, terdiri dari 40 guru PAUD-SD dan 30 guru SMP,” akunya.
Setelah melewati seleksi wawancara secara online di zoom, dag dig dug bercampurpanas dingin saat berada di waiting room. Kurang lebih selama sebulan info peserta lolos diumumkan lagi. Dan alhamdulilah saya masih diberi kesempatan untuk belajar lagi tentang literasi numerasi dengan para pakar dari Australia yaitu Prof. Gill Kidman dan Dr. Hazel Tan. “Masa belajar yang dipusatkan di Jakarta tanggal 16-22 Juli 2023 di Hotel Arosa, membuat saya benar-benar merasa kurang dan semakin tidak tahu apa-apa. Banyak sekali ilmu yang bisa didapatkan dan diterapkan di sekolah, serta yang paling penting adalah bagaimana kita bergerak bersama mewujudkan peningkatan literasi numerasi dalam Programme for International Student Assessment (PISA),” ujar Perempuan Sidoarjo, 6 Juni 1987.
Nah, bagaimana tips dan trik agar lolos beasiswa LPDP Microcredential luar negeri, yuk simak sedikit cerita dari saya, yang pertama, konsisten – melakukan banyak inovasi dalam PBM (Proses Belajar Mengajar) di kelas terutama implementasi merdeka belajar. Kedua, penguasaan Bahasa Inggris, baik pasif atau aktif setidaknya kita bisa mempunyai alur dan paham saat berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Inggris. Ketiga, up grade diri, mengikuti banyak webinar dan memperbanyak komunitas positif, layaknya komunitas PGP (Pendidikan Guru Penggerak), dimana saya merupakan Guru Penggerak Sidoarjo angkatan 7. Keempat, anti-mainstream, menyuguhkan ide yang unik dan out of the box saat membuat essay.
Dimana keunikan kita dalam menyajikan topik essay, dan kita percaya diri saat presentasi wawancara, sehingga para juri melirik ide dan semangat kita. Tidak masalah benar atau salah, setidaknya kita sudah berani menyuguhkan kaleng roti yang mewah meski ternyata di dalamnya rengginang’. “Dan tips yang terakhir meluruskan niat dan berdoa pada Tuhan, jika benar membawa manfaat dan keberkahan inysaAllah kita akan lolos beasiswa dengan jalanNya,” katanya.
“Ternyata sangat mudah bukan, yuk para guru Indonesia jangan takut mencoba, mari bersama berkembang dan tergerak, bergerak, menggerakkan seperti jargon Guru Penggerak. Guru hebat adalah kita, Murid hebat adalah murid Indonesia,” pungkas Imawati menutup ungkapanya.(mad/Aba)