LIPUTANINSPIRASI, Sidoarjo— Untuk meraih prestasi yang tinggi itu tidak mudah, penuh perjuangan, kerja keras dan kerja sama tim yang solit. Termasuk juga membenahi seluruh aspek kekurangannya serta mempersiapkan SDM yang mumpuni. Hingga bisa mendapatkan penghargaan Adiwiyata Mandari 2023. Itulah yang dilakukan oleh SMP Negeri 3 Candi Sidoarjo.
Prosesi penyerahan Piala dan Penghargaan Sekolah Adiwiyata Nasional dan Adiwiyata Mandiri tahun 2023 oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Prof. Dr. Ir. Siti Nurbaya, M.Sc didampingi Dr. Praptono, M.Ed perwakilan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan teknologi. Penghargaan ini diberikan kepada seluruh sekolah yang menerpakan GPBLHS (Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah) mulai dari Sekolah dan Madrasah se Indonesia.
Kepala SMP Negeri 3 Candi, Sidoarjo Gufron, S.Pd M.Pd menuturkan panjang lebar terkait perjuangan keluarga besar sekolahnya untuk menuju Sekolah Adiwiyata Mandiri itu memang sudah cukup lama.
Dimulai dari perjuangan beberapa Kepala Sekolah sebelumnya, yang sudah berusaha maksimal, sudah dimasukkan persyaratan-persyaratannya. Tetapi waktu itu masih belum berhasil dan nilainya sudah mencapai sekitar angka 98, namun juga masih gagal.
“Nah, mulai tahun 2022 hingga sekarang ini, saya kumpulkan tim untuk mengevaluasi kegagalan itu apa, tolong diidentifikasi mana-mana yang perlu peningkatan, mana yang perlu ditambah, mana yang belum ada. Dengan Bu Agustuti Hasto Welas Asih,S.Pd selaku Waka Kurikulum dan selaku Ketua Tim dari Adiwiyata. Alhamdulillah tahun ini berhasil,” tutur Pak Gufron_sapaan akrabnya pada (27/10/2023) pagi.
Lanjutnnya, ternyata banyak yang perlu diperbaiki, diantaranya RPP yang masih belum semuanya terintegrasi dengan sistem Adiwiyata dan yang lainnya. Dari temuan itu konsepnya kita perbaiki dengan dorongan dan motivasi dari kepala sekolah. “Ada tiga komponen, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi, yang terdapat enam aspek. Mulai kebersihan sanitasi drainase, kemudian ada pengolahan sampah, penanaman tanaman pepohonan. Kemudian konservasi energi, konservasi air dan inovasi,” jelasnya.
Tapi menurutnya yang paling penting bahwa Adiwiata itu sebenarnya bukan lomba. Adalah sebuah perilaku kehidupan dalam sekolah ini sehingga diberi penghargaan oleh pemerintah. Karena perilakunya yang selalu memperhatikan lingkungan sekolah dan lingkungan sekitarnya. “Termasuk peran komite sekolah yang kebetulan Ketua RW, sehingga punya peran yang sangat strategis,” kata mantan guru SMP Negeri 4 Sidoarjo.
Waka Kurikulum SMPN 3 Candi, Agustuti Hasto Welas Asih juga menambahkan, selain para guru yang menjadi ketua tim, juga melibatkan para kader-kader siswa 20 persen dari jumlah siswa seluruhnya. “Dan kader itu dibina oleh kader-kader yang senior masing-masing Pokja. Karena masing-masing Pokja juga ada tanggung jawabnya.
“Luas lahan sekolah kita sekitar 6.000 meter persegi. Penghijauannya sudah tertanam pepohonan secara merata dengan memanfaatkan semua lahan yang tersedia, diantaranya adanya greenhouse, vertikultur, hidroponik. Bahkan kami juga menanam ubi menggunakan karung yang sudah beberapa kali dipanen, juga terdapat kolam ikan lele,” tambah Bu Agustuti_sapaan sehari-harinya.(mad/Aba)