LIPUTANINSPIRASI, Surabaya- Pengukuran antropometri dasar bayi yang biasa dilakukan di sejumlah Puskesmas masih menggunakan metode konvensional. Untuk meningkatkan efisiensi pengukuran dan penghimpunan data, tim Kuliah Kerja Nyata Pengabdian kepada Masyarakat (KKN Abmas) dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) merancang alat ukur antropometri dasar bayi secara otomatis.
Sebagai ketua tim, Ir Ahmad Fauzan ‘Adziimaa ST MSc menjelaskan, pengukuran antropometri adalah pengukuran tubuh dasar bayi yang biasanya dilakukan oleh petugas kesehatan. Variabel yang diukur meliputi Berat Badan (BB), Tinggi Badan (TB), ukuran kepala, suhu bayi dan sebagainya. Banyaknya pengukuran tersebut, apabila dilakukan satu persatu akan memakan waktu yang lama.
Kegiatan tim KKN Abmas ITS ini diterapkan di Puskesmas Bluluk, Lamongan. Di Puskesmas tersebut, hasil pengukuran yang dilakukan belum dihimpun dalam database digital. Dari kelemahan tersebut, tim KKN menciptakan alat ukur antropometri dasar bayi dengan fitur digital bernama Multiple Function Box.
Menurut dosen yang akrab disapa Fauzan ini, alat tersebut mempunyai model dan dapat berfungsi sebagai tempat tidur bayi. Fitur yang terpasang di antaranya dapat melakukan pengukuran antropometri dasar bayi dengan keempat variabel secara bersamaan serta hasil pengukuran dapat dipantau melalui aplikasi Android.
Komponen yang digunakan pada alat ini secara garis besar menggunakan sensor yang bekerja untuk mengukur besaran. Di antaranya ada sensor load cell yang berfungsi untuk mengukur berat bayi, sensor ultrasonik HC-SR04 untuk mengukur panjang dan lingkar kepala bayi, dan sensor MLX90614 untuk mengukur suhu bayi.
Guna memproses data, papar Fauzan, alat ini menggunakan Mikrokontroler Arduino Mega 2560. Lalu untuk menampilkan hasil pengukuran pada alat, digunakan komponen Thin Film Transistor Liquid Crystal Display (TFT-LCD). “Untuk mengirimkan data pada database terdapat ESP32 yang berfungsi sebagai pengirim data dari alat menuju interface android,” ulas dosen Departemen Teknik Instrumentasi ini, Surabaya, Senin(10/10/2022).
Bersama mahasiswa dari departemennya, Fauzan dan tim menciptakan Multiple Function Box dengan penggunaan material stainless dan akrilik. Material ini dipilih karena menyesuaikan standar yang berada di pusat kesehatan. “Pada alas boks bayi juga terdapat spons yang dilapisi kulit sintetis sehingga tubuh bayi yang terbaring tidak mengenai alas yang keras, material tersebut juga dipilih karena mudah untuk dibersihkan,” jelasnya.
Seusai alat dirancang, lanjut Fauzan, dilakukan pengujian dan analisis sistem pengukuran, ketika sudah sesuai dengan spesifikasi yang diharapkan kemudian alat diimplementasikan. Cara kerja dari alat ini hanya dengan meletakkan bayi pada boks, setelah itu nilai dapat langsung ditampilkan pada LCD. “Hasil pengukuran langsung terkumpul dalam database dan dapat dipantau secara langsung melalui aplikasi Android,” terangnya.
Terciptanya inovasi alat yang dibawa tim ITS ini juga dibarengi dengan pencerdasan penggunaan teknologi alat kepada petugas kesehatan di Puskesmas Bluluk. Fauzan mengaku, kegiatan yang dilaksanakan selama bulan Agustus ini diikuti dengan antusias oleh masyarakat.
Ia berharap, dengan hadirnya alat ini dapat meningkatkan pelayanan pengukuran antropometri terutama pada saat kegiatan posa pelayanan terpadu (posyandu), sehingga orang tua tidak perlu menunggu terlalu lama untuk melakukan pengukuran. Ke depannya, tim KKN Abmas ITS ini berencana untuk mengedukasi pusat kesehatan lainnya agar manfaat dari alat tersebut juga dapat dirasakan secara menyeluruh untuk masyarakat. “Mungkin ke depannya bisa ditingkatkan akurasi dan inovasinya,” tandasnya di akhir. (mad/hjr/kominfo)