LIPUTANINSPIRASI, Sidoarjo – Ratusan siswa SMP Negeri 1 Sedati Sidoarjo bergerak untuk mencintai produk kearifan lokal, yakni seni budaya tradisional, agar keberadaannya tidak punah. Salah satunya adalah dengan membuat batik tulis secara serentak oleh para siswa kelas 7.
Kepala SMP Negeri 1 Sedati Ratna Diyah Mustikawati, M.Pd menuturkan kalau pihaknya mengajak seluruh siswanya, khusus yang kelas 7 ada sebanyak 398 siswa untuk mencintai seni budaya, kearifan lokal. Dalam hal ini adalah membuat patik tulis, mereka membuat batik dengan motif utamanya ‘Sawi’, yang merupakan ikon Adiwiyata SMPN 1 Sedati.
“Jadi dalam proses membatik ini, satu siswa harus menghasilkan satu produk batik karyanya sendiri, atau satu siswa satu batik. Sehingga waktunya juga cukup lumayan, makanya kita bagi dalam dua sesi. Untuk sesi pertama dimulai pada akhir pekan Nopember 2023, dan sesi kedua masih berjalan. Tinggal peluruhan malamnya yang tetap kami kerjasama dengan SMKN 1 Jabon,” tutur Ratna Diyah Mustikawati, pada Selasa (5/12/2023) pagi.
Dari pantau lokasi, proses pembuatannya para siswa sudah cukup bagus, mulai dari penggambaran, tema, corak, cara mencanting hingga proses perwarnaannya juga sudah lebih bagus. Selain motif utamanya ‘Sawi’ juga banyak motif-motif kreasi dari pada siswa-siswanya sendiri.
Kondisi tersebut, menurut Bu Ratna_sapaan akrabnya membenarkan lebih bagus dari tahun sebelumnya, karena memang pendampingannya lebih intens. Disamping itu para pendamping itu juga belajar terlebih dahulu, bagaimana cara membantik yang baik dan benar. Oleh karena itu mereka tahu kelemahannya dimana, kesulitannya dimana dan bisa dievaluasi. “Sehingga saat mereka melakukan pendampingan sudah sangat siap betul,” tegasnya.
Ia jelaskan, kegiatan membatik ini selain melestarikan kearifan lokal, yaitu batik bermotif Sawi sebagai Icon SMPN 1 Sedati. Mereka saat memakai seragam batik itu atas pembuatannya sendiri, sekaligus mewujudkan P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) tentang kearifan lokal.
Lanjutnya, dari semua itu endingnya adalah tetap pada penguatan karakter anak-anak. Karena dilaksanakan untuk mewujudkan P5, dalam hal ini adalah kemandirian, gotong-royong, kreatif dan inovatif. “Dan Alhamdulillah anak-anak cukup tertib, dengan skedul yang ketat mereka bisa menyelesaikan dengan tepat waktu. Bahkan ada yang lebih cepat,” katanya.
Termasuk juga dalam menjaga kedisiplinan dan kebersihan bisa dilakukan dengan baik. Mereka sudah mempesiapkan diri dengan baik, mulai dalam hal lingkungan juga lebih baik, tanggungjawab pribadi mereka juga berjalan dengan baik. “Mulai proses membatik sudah mempersiapkan diri, menjaga lingkungannya juga tetap bersih. Bahkan ‘guyonan’ colek-colek cat ke temannya juga tidak ada. Alhamdulillah mereka sudah sangat terib, bersih dan rapi,” pungkas Bu Ratna.(mad/Aba)