LIPUTANINSPIRASI,Sidoarjo — Suasana wisuda yang biasanya penuh dengan rasa tegang, namun khidmat. Kini sangat jauh beda dengan yang dilakukan oleh Universitas Maarif Hasyim Latif Sidoarjo (Umaha) Sidoarjo, dalam upacara Wisuda Diploma dan Sarjana ke-21 pada (19/11/2023) di Hotel Vasa Surabaya.
Acara wisuda yang sakral itu langsung mencair penuh tawa, saat pelawak dan seniman Ludruk Jawa Timur Muhammad Syakirun atau yang lebih akrab dipanggil Mbah Kirun itu tampil bersama Cak Slenthem.
Pelawak yang terkenal dengan sapaan Mbah Kirun itu tampil 30 menit lebih. Mereka berhasil mengocok perut para wisudawan dan civitas akademika Umaha. Bersama Cak Slenthem, mereka membawakan tembang-tembang Jawa dan guyonan-guyonan khas Jawa Timuran yang syarat makna.
“Arek-arek sak iki. Nak lagu ae langsung apal. Nak garap sekripsi ga mari-mari (Anak-anak sekarang, kalau lagu langsung hafal. Tapi kalau menuntaskan skripsi tidak selesai-selesai, red),” kata Mbah Kirun, yang langsung disambut tawa dan tepuk tangan para wisudawan.
Kehadiran Mbah Kirun dan Cak Slenthem ini memang sengaja diundang Rektor Umaha, dr Hidayatullaah Sp.N untuk menghibur para wisudawan dan para orang tua wisudawan yang hadir dalam acara tersebut.
“Sakral tidak harus kaku. Sehingga kami ingin ada sedikit sentuhan lebih santai. Apalagi Mbah Kirun itu tidak hanya guyon, tapi guyonannya juga mengandung banyak petuah dan pesan moral yang disampaikan,” kata Hidayatullah.
Dia lantas mencontohkan pesan moral yang disampaikan Mbah Kirun adalah pada tembang ‘Gundul-gundul Pacul’. Dalam tembang itu, Mbah Kirun menjelaskan makna yang tersirat dalam bait tembang tersebut. “Dalam menjalani hidup bersosial ini, kita memang harus membersihkan hati dan pikiran. Jangan sampai sepreti beras yang berceceran di jalan, yang tidak ada manfaatnya,” ungkapnya.
Ada sebanyak 470 wisudawan yang mengikuti wisuda ke-21 Umaha ini dan terdapat 11 di antaranya lulus dengan predikat Terbaik. Wisudawan yang diluluskan pada wisuda ke-21 ini dari program Sarjana, 335 orang dari program Sarjana Terapan dan 135 orang dari program Diploma.
Hidayatullah juga mengucapkan selamat atas pencapaian para wisudawan dan orang tua wisudawan, karena pada saat ini telah berhasil mencapai titik kelulusan. Wisudawan- wisudawati agar tetap menjaga identitas diri termasuk memiliki etika dan moral, dan juga agar tetap menyambung konektivitas ilmu dengan para dosen, atau kampus. “Saat ini energi akselerasi masih perlu didorong, dan membutuhkan proses, membutuhkan komitmen yang istikomah. Hal itu harus dilakukan lebih solid lagi,” ucapnya.
Dalam rangkaian acara tersebut, rektor Umaha juga menerima Apresiasi atau penghargaan dari Forum Jurnalis Nahdliyin sebagai salah satu dari 16 Tokoh Muda Nahdliyin Inspiratif 2023. Penghargaan tersebut langsung diserahkan oleh ketua umum FJN Didi Rosadi. Didi mengatakan, Rektor Umaha ini ini mempunyai prestasi yang baik, yang masih bisa terus berkembang di masa depan. Rekam jejak dr. Hidayatullaah ini setidaknya bisa menjadi inspirasi bagi generasi muda, terutama nahdliyin.
Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah VII Jawa Timur, Prof. Dr. Dyah Sawitri, S.E.,M.M dalam sambutannya berpesan kepada para wisudawan Umaha agar bukan sebagai pencari kerja, namun harus bisa sebagai pencetak lapangan kerja. “Semoga semua wisudawan senantiasa sukses dalam meniti karir dan selalu menjadi teladan yang baik bagi masyarakat,” pesan Prof. Dr. Dyah Sawitri, S.E.,M.M kepada para wisudawan yang resmi menjadi lulusan Umaha.(hum/mad/Aba)