LIPUTANINSPIRASI, Jombang-Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menghadiri Sarasehan Peningkatan Kemandirian Pesantren di Pondok Pesantren Darul Ulum Jombang pada Jum’at (22/9).
Hadir dalam kegiatan ini mendampingi Menag, Kakanwil Kemenag Jatim Husnul Maram, Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya Akh. Muzakki, Staf Khusus dan Tenaga Ahli Menag, serta Plt Direktur KSKK sekaligus Kabag TU Pimpinan Sidik Sisdiyanto.
Turut hadir Khatib Aam PBNU KH Said Asrori membersamai para pengasuh pondok pesantren se Jawa Timur.
Dalam sambutannya, Menag menegaskan program Kemandirian Pesantren yang menjadi salah satu dari tujuh program prioritas Kementerian Agama tidak hanya bertujuan membangun ekonomi dan bisnis pesantren, melainkan juga mempertahankan ideologi serta independensi pesantren.
“Ada banyak pesantren yang mengalami ‘kepayahan’ dalam memenuhi kebutuhan operasional sehingga tidak sedikit pesentren yang kemudian menggadaikan otoritasnya untuk mempertahankan operasional pesantren,” tutur pria asal Rembang ini.
“Yang paling pendek itu di urusan politik dengan menggadaikan ideologi dan independensi pesantrennya hanya untuk sekadar mempertahankan operasional pesantren. Kita boleh menyangkal itu namun ada fakta pesantren seperti itu. Ini yang kemudian membuat saya dan kawan-kawan di Kemenag tergerak untuk melakukan sesuatu,” sambung Gus Men.
Sarasehan yang dihadiri pimpinan dan pengasuh pondok pesantren zona Jawa Timur ini diinisiasi Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama.
Gus Men pun berharap dalam sarasehan ini para pimpinan dan pengasuh pondok pesantren dapat bersinergi dengan tim percepatan program Kemandirian Pesantren Kementerian Agama.
“Saya berharap saresahan ini menjawab kegelisahan itu. Masa khitmad saya ada satu tahun anggaran lagi semoga bisa membuat pesantren berdaya. Kehadiran saya di sini untuk mendengarkan secara langsung apa yang diinginkan dari pesantren,” kata Gus Men.
“Sehingga satu tahun anggaran ke depan bisa kita manfaatkan sepenuhnya untuk kebutuhan pesantren apakah terkait teknologi informasi, program pengembangan bisnis pesantren, hingga pelatihan-pelatihan digitalisasi sesuai dengan kebutuhan masing-masing pesantren,” lanjutnya.
Pada kesempatan ini Gus Men berpesan kepada para kyai dan gus pengasuh pesantren yang hadir dalam sarasehan untuk memberi masukan agar kemudian dapat diterjemahkan oleh tim Kemenag menjadi program.
Tim percepatan program Kemandirian Pesantren Kemenag terdiri dari Staf Khusus dan Tenaga Ahli Menteri Agama. Mereka yakni Abdul Rochman, Nuruzzaman, Wibowo Prasetyo, Hasanuddin Ali, dan Dianta.
Tim percepatan ini, kata Gus Men, akan mengawal masukan-masukan dari pengasuh pesantren yang kemudian dijadikan program.
Gus Men menyatakan yang paling konkrit dari program ini adalah bisa dimanfaatkan oleh pesantren. Sehingga pesantren tidak lagi menggadaikan ideologinya dan independensi hanya untuk sekedar biaya operasional secara berkelanjutan.
Gus Men menegaskan tidak ada tendensi politik dalam program Kemandirian Pesantren ini meskipun terus bergulir di tahun terakhir kepemimpinannya sebagai Menteri Agama.
“Tahun ini kita sudah siapkan program digitalisasi untuk pesantren. Tujuan lainnya dari pertemuan ini adalah memperluas jejaring antar pesantren,” tandas Gus Men.
Gus Men berharap para kyai dan gus pengasuh pesantren dapat memanfaatkan program Kemandirian Pesantren ini untuk kemaslahatan pesantren.
“Program ini dilindungi oleh UU Pesantren yang mengamanatkan negara menjamin kehidupan pondok pesantren. Kepentingan saya dan kita bersama adalah menjaga ideologi yang dibangun oleh para kyai Nadhalatul Ulama. Ini saatnya kita melakukan eksekusi – eksekusi,” harap Gus Men.
Sementara itu Kakanwil Kemenag Jatim Husnul Maram, dihubungi secara terpisah menyatakan siap melaksanakan program Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.
“Kita akan terus mengupayakan sehingga pesantren-pesantren di Jawa Timur dapat mandiri, berdaya, dan dapat melakukan era digitalisasi sesuai program prioritas Kementerian Agama,” tutur pria yang akrab disapa Mas Maram ini.
Mas Maram juga menjelaskan bahwa baru baru ini Gus Menag Yaqut Cholil Qoumas meraih penghargaan dari Detik.com karena kebijakan beliau di Kementerian Agama melalui integrasi satu aplikasi yaitu PUSAKA.
“Hal ini juga mendorong kami agar satker-satker di Jawa Timur melakukan digitalisasi dalam layanannya dan Alhamdulillah Jawa Timur sudah menerapkan ini,” terangnya.(Humas/Ted/ev)