LIPUTANINSPIRASI, Sidoajo– Ingin berbagi ilmu tentang pembuatan baik asli tradisional dari bahan-bahan yang sangat alami kepada masyarakat luas. Museum Negeri Mpu Tantular Jawa Timur yang terletak di Jl. Raya Jenggolo Sidoarjo, telah memfasisilitasi kegiatan tentang pembuatan batik tradisional, pada (12/12/2024) pagi.
Kegiatan yang dikemas dalam ‘Diseminasi Hasil Penelitian’ dengan tema Pengolahan dan Formula Warna Primer dari Kayu Secang, Rimpang Kunyit dan Daun Indigofera Storbilanthes Cusia untuk Batik Tulis serta Metode Penggunaanya. Karya doktor batik pertama di Indonesia, yakni Karsam, MA Ph.D.
Kepala UPT Museum Negeri Mpu Tantular Jatim, Sadari mengatakan kalau pihaknya ini hanya memfasilitasi untuk membendah karya batik tradisional dengan menggunakan bahan yang sangat alami. Hadir dalam kesempatan ini, diantaranya para seniman, budayawan, para pembatik, akademisi, guru dan dosen, mahasiswa serta masyarakat umum.
“Semoga bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Di Museum juga banyak koleksi batik tradisional dari berbagai daerah yang ada nusantara, utamanya di Jawa Timur. Dengan kegiatan ini juga bisa menjadi pengkayaan informasi pengelolaan museum,” harap Sadari
Dalam paparannya, Karsam hanya ini berbagai ilmu tentang batik, dan menjelaskan tentang pewarnaan batik yang terdiri dari kunyit daun indigorefa sangat bagus dan tidak merusak lingkungan, karena sudah dibuktikan dengan riset-risetnya yang telah dilakukan beberapa kali tentang penggunaan warna alam.
Ia katakan, kalau batik warna alami itu mempunyai kekhasan tersendiri. Sehingga saya juga pernah membuat kain batik pesanan dari Belanda. Dengan kisaran harganya, Batik Ploso Lore Brantas sekitar Rp 2 juta hingga Rp 5 juta per potong. Satu potong ukurannya sekitar dua meteran.
“Mahalnya kain batik diukur dari banyaknya campuran warna alam yang digunakan. Dan nama batik saya telah dipatenkan pada tahun 2022 lalu,” katanya.(mad/aba)