Karya:TIWI PERTAMA DELLA*
LIPUTANINSPIRASI- Dewasa ini, aku bersandar pada dinding yang tak bertuan. Sejenak meratapi dunia yang penuh dengan ketidakadilan, sambil mendengarkan gemercik air dari atas genting dengan kesendirian.
Apakah kalian tau perbedaan?
Sesuatu yang sedikit menyakitkan
Mengekang perasaan
Dari sebuah pilihan
Maaf tuan
Wajah seperti apa yang kau inginkan
Wajah cantik nan rupawan ?
Lalu bagaimana dengan kedermawanan
Aku benci batasan ini
Yang hanya menonjolkan ke elokan diri
Inginku tak peduli
Karna hukum alam takkan pernah mati
Menerjang penantian malam
Mendobrak hukum alam
Aku ingin melawan
Tapi aku sadar, aku tak rupawan
Benar kata mereka, dunia ini sudah tidak asik, karena semua milik si cantik.
Ketika dunia dengan segala tekanannya, penuh dengan lika liku yang terus bergejolak.
Aku tahu tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini.
Namun, mengapa kecantikan yang selalu menjadi nilai utama.
Kata mereka, mereka yang cantik akan menjadi yang berharga.
Tapi bukankah jika semua orang diciptakan sama, maka akan terlihat membosankan ?.
Mungkin dulu langit boleh menertawakan hidupku.
Dahulu, hujan boleh saja seenaknya datang sampai menenggelamkan ku begitu dalam.
Dan air menghanyutkan ku ke dalam lembah kesengsaraan.
Tapi tidak lagi sekarang. Aku percaya penuh bahwa Tuhan yang maha adil.
Jika kau mencari sempurna, maka bukan manusia jawabannya, karena sempurna bukan milik manusia, tapi milik Tuhan yang menciptakan nya.
Karena cantik tidak dilihat hanya dari fisik, tapi juga dari hati yang baik.
Hidup seperti ini memang bukan tentang menjadi diri sendiri, tapi justru itulah hidup, tidak selamanya tentang diri sendiri.
Kecantikan dan keelokan diri, jangan membuat mimpi mu terkubur terhenti.
*Monolog ini disampaikan saat upacara pembukaan tahun pelajaran 2023-2024 di YPM Sepanjang.