LIPUTANINSPIRASI,Sidoarjo — Sebanyak 18 Cerpenis dari berbagai kabupaten/kota di Indonesia mengunjungi Kabupaten Gresik, untuk mengikuti program Residensi Literatutur yang diadakan YGS (Yayasan Gang Sebelah) kerja bareng Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Mereka dari Banyuwangi, Mojokerto, Surabaya, Bojonegoro, Malang, Bantul, Pati, Jakarta, Lamongan, Ponorogo dan Gresik sendiri. Dua diantaranya dari Sidoarjo, adalah Mega Anindyawati dan Rizka Amalia.
Rizka Amalia mengaku kalau Residensi ini menggugahnya untuk lebih aware kepada lingkungan sekitarnya.
Menarik untuk nenangkap fenomena, isu, dan hal-hal berkembang yang selama ini tak ada dalam benak tentang kota Gresik.”Lokalitas di sini pun juga masih kenal untuk diangkat sebagai ide cerita,” ungkap Rizka, pada Minggu (12/11/2023) pagi.
“Pingin ikut residensi ini dengan harapan bisa menulis cerita tentang Gresik, dan mengalami secara langsung bagaimana cerita atau peristiwa yang berkembang di Gresik,” harapnya.
“Residensi ini menarik, karena aku bisa melihat kota lain yang belum pernah tahu dan bisa mengetahui apa yang terjadi di Gresik,” ungkap Tannia Margaret, peserta dari Jakarta.
“Gresik itu ndak hanya kota wali, tapi banyak sejarah yang bisa kita ambil manfaatnya. Dengan residensi ini bisa menambah wawasan juga, dan lebih mendalami Gresik,” jelas Sakinatun Nisak, peserta dari Gresik.
Selama tiga hari, mulai Jumat-Minggu 10-12 Nopember 2023 mereka diajak menelusuri kawasan bersejarah di Kabupaten Gresik. Mulai kawasan pelabuhan, kota tua hingga Giri Kedhaton.
Tak sampai disitu, para peserta berjumlah 18 orang tersebut juga dibawa ke Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Kelurahan Lumpur Gresik dan mencoba menikmati kuliner olahan bandeng.
“Kami mengundang penulis-penulis dari seluruh Indonesia untuk datang ke sini merasakan suasana dan kultur di Gresik secara langsung,” kata Hidayatun Nikmah usai diskusi tentang ‘Giri, Gisik, dan Gresik’ di Giri Kedaton, Sabtu (11/11/2023).
Usai residensi, mereka akan membuat karya tulisan sastra. “Mereka akan membuat cerita pendek (cerpen) tentang Gresik dan nantinya akan dibukukan,” katanya.
Dewi Purboratih mengaku tertarik ikut kegiatan ini lantaran belum pernah ke Gresik. Dia membayangkan Gresik hanya soal pabrik dan suasana panas.
“Tadi ke Pelabuhan Gresik tenyata banyak nelayan disini yang tidak melaut dan menjadi pengantar awak kapal yang sedang sandar,” ujar perempuan asal Kota Surabaya ini.
“Saya pengen ada sesuatu yang bisa dikeluarkan dalam bentuk cerpen untuk disampaikan lebih luas ke para pembaca,” tambahnya.(mad/Aba)