LIPUTANNSPIRASI, Sidoarjo— Komunitas-komunitas film pendek yang ada di Sidoarjo terus bergerak, mensosialisasikan keberadaan film pendek yang berkembang membaik. Kali ini bertemakan ‘Keanekaragaman Lokalitas dan Budaya’ pada tanggal 28-29 Oktober 2023 di Gedung Dewan Kesenian Sidoarjo.
Festival yang memutar film ‘Layar Lokal’ mengangkat kearifan lokal dari berbagai wilayah di Indonesia tersebut, tak diduga diserbu oleh para remaja, rata-rata pelajar SMA, SMK Sidoarjo, Surabaya dan sekitarnya. Sehingga panitia pun harus menambahkan kursi untuk penonton.
Ketua Asfis (Asosiasi Sineas Film Sidoarjo) Rehal Lahir Prias Sumputari mengatakan kalau kegiatannya mempunyai tiga program utama, yaitu pelatihan, workshop dan pemutaran film. Juga membantu teman-teman komunitas film yang ada di Sidoarjo, khususnya untuk mendistribusikan karya-karyanya ke berbagai festival.
“Karena kebanyakan teman-teman saat ini kendalanya adalah bagaimana film ini setelah syuting. Itu mau dikemanakan, teman-teman masih bingung, apa saja yang harus disiapkan. Itu menjadi tugas kami untuk bersama-sama kita jalan lebih baik sebagai pembuat film. Jadi tidak hanya membuat film, tidak hanya film jadi disimpan dalam hard disk, tapi film itu bisa berkeliling dan bertemu penontonnya,” ungkap Rehal.
Kemudian sekedar informasi juga, Layar Lokal ini merupakan festival film independen satu-satunya di Jawa Timur yang masih bertahan saat ini. Yang lainnya kebanyakan dari kampus, dari instansi pemerintah, kemudian di tahun 2019 atau 2018 ya, di Surabaya itu masih ada satu festival film independen yang bergengsi namanya Festival Kecil, namun perjalanannya terhenti.
“Dan saat ini kita Alhamdulillah sudah berjalan selama 4 tahun dan semoga bisa berjalan di tahun-tahun selanjutnya. Tahun ini kita kembali membuka submission, pendaftaran film untuk tingkat nasional. Ada 125 film yang mendaftarkan dalam Layar Lokal, kemudian dari 16 provinsi yang ada di Indonesia, mulai dari Aceh sampai Nusa Tenggara Barat. Pesen saya buat teman-teman, ini festival gratis, full gratis, kalian bisa menikmati film-film lokal dari berbagai daerah,” jelasnya.
“Kita bisa belajar tentang kearifan lokal, maupun budaya yang ada di daerah-daerah di luar Sidoarjo melalui festival film ini. Semoga teman-teman bisa hadir dan bisa menonton, nantinya akan ada diskusi juga dengan para filmmakernya. Filmmaker yang akan hadir sekitar 18 tamu dari luar kota, yang terutama film-filmnya lolos dalam Layar Lokal. Jadi kalian bisa berinteraksi langsung dengan para pembuatnya, kita belajar langsung dengan ekspertnya,” pungkas Rehal.(mad/Aba)
LIPUTANNSPIRASI, Sidoarjo— Komunitas-komunitas film pendek yang ada di Sidoarjo terus bergerak, mensosialisasikan keberadaan film pendek yang berkembang membaik. Kali ini bertemakan ‘Keanekaragaman Lokalitas dan Budaya’ pada tanggal 28-29 Oktober 2023 di Gedung Dewan Kesenian Sidoarjo.
Festival yang memutar film ‘Layar Lokal’ mengangkat kearifan lokal dari berbagai wilayah di Indonesia tersebut, tak diduga diserbu oleh para remaja, rata-rata pelajar SMA, SMK Sidoarjo, Surabaya dan sekitarnya. Sehingga panitia pun harus menambahkan kursi untuk penonton.
Ketua Asfis (Asosiasi Sineas Film Sidoarjo) Rehal Lahir Prias Sumputari mengatakan kalau kegiatannya mempunyai tiga program utama, yaitu pelatihan, workshop dan pemutaran film. Juga membantu teman-teman komunitas film yang ada di Sidoarjo, khususnya untuk mendistribusikan karya-karyanya ke berbagai festival.
“Karena kebanyakan teman-teman saat ini kendalanya adalah bagaimana film ini setelah syuting. Itu mau dikemanakan, teman-teman masih bingung, apa saja yang harus disiapkan. Itu menjadi tugas kami untuk bersama-sama kita jalan lebih baik sebagai pembuat film. Jadi tidak hanya membuat film, tidak hanya film jadi disimpan dalam hard disk, tapi film itu bisa berkeliling dan bertemu penontonnya,” ungkap Rehal.
Kemudian sekedar informasi juga, Layar Lokal ini merupakan festival film independen satu-satunya di Jawa Timur yang masih bertahan saat ini. Yang lainnya kebanyakan dari kampus, dari instansi pemerintah, kemudian di tahun 2019 atau 2018 ya, di Surabaya itu masih ada satu festival film independen yang bergengsi namanya Festival Kecil, namun perjalanannya terhenti.
“Dan saat ini kita Alhamdulillah sudah berjalan selama 4 tahun dan semoga bisa berjalan di tahun-tahun selanjutnya. Tahun ini kita kembali membuka submission, pendaftaran film untuk tingkat nasional. Ada 125 film yang mendaftarkan dalam Layar Lokal, kemudian dari 16 provinsi yang ada di Indonesia, mulai dari Aceh sampai Nusa Tenggara Barat. Pesen saya buat teman-teman, ini festival gratis, full gratis, kalian bisa menikmati film-film lokal dari berbagai daerah,” jelasnya.
“Kita bisa belajar tentang kearifan lokal, maupun budaya yang ada di daerah-daerah di luar Sidoarjo melalui festival film ini. Semoga teman-teman bisa hadir dan bisa menonton, nantinya akan ada diskusi juga dengan para filmmakernya. Filmmaker yang akan hadir sekitar 18 tamu dari luar kota, yang terutama film-filmnya lolos dalam Layar Lokal. Jadi kalian bisa berinteraksi langsung dengan para pembuatnya, kita belajar langsung dengan ekspertnya,” pungkas Rehal.(mad/Aba)