LIPUTANINSPIRASI, Sidoarjo– Komunitas RSP (Rumah Seni Pecantingan) mengajak para generasi muda, setingkat SMA dan Perguruan Tinggi untuk melestarikan seni dan budaya tradisional kita yang hampir punah. Kali ini mengajak kawula muda mewarnai wayang kulit mini, upaya melestarikan Budaya Nusantara.
Kegiatan yang dikemas dalam workshop sekaligus wisata wayang yang diikuti puluhan peserta dari semua kalangan ini digelar di RSP Desa Sekardangan, Sidoarjo, Sabtu (7/10/2023) pagi hingga siang.
Karisma, salah satu peserta dari Pare Kediri ini mengungkapkan rasa, sangat senang ikut melestarikan seni budaya kita yang hampir punah ini. Karena kegiatan seperti ini bisa untuk mengingat lagi, membangkitkan lagi budaya-budaya kita. “Melihat generasi sekarang ini, seni wayang itu sudah banyak yang tidak tahu, sudah benar-benar langka. Jadi kegiatan seperti ini bisa untuk mengingkatkan kembali,” ungkapnya.
“Kalau saya mewakili anak-anak muda, seni wayang ini memang sudah punah. Karena mereka lebih senang bermain-main dalam sosial media. Saya berharap kegiatan-kegiatan seperti ini terus digali lebih dalam lagi biar membangkitkan generasi muda, kenal terhadap seni budayanya sendiri,” harap Karisma
Purwita Chirnicalia, M.Pd, koordinator acara tersebut mengatakan, wayang mini sebagai media seni lukis yang disalurkan peserta berasal dari Imogiri Yogyakarta. Tujuan dari acara itu untuk menumbuhkan kecintaan khususnya kawula muda terhadap seni dan budaya nusantara.
“Tentu tujuannya untuk melestarikan budaya nusantara. Seperti yang kita tahu bahwa banyak anak muda kita yang kurang tau mengenai warisan budaya wayang kulit, “kata Purwita yang juga seorang guru itu.
Dia mengakui jika generasi muda saat ini kurang mengenal warisan budaya seperti wayang kulit dan sebagainya. Ia berharap melalui workshop yang digelar dapat menumbuhkan kesadaran kawula muda untuk lebih peduli terhadap keberadaan seni dan budaya warisan nusantara. “Kebetulan sasaran utama kami peserta nya dari tingkat sekolah pertama dan menengah, ditambah dari masyarakat umum yang tertarik untuk terlibat,” imbuhnya.
Berangkat dari minimnya kesadaran terhadap seni dan budaya itu, pihaknya berharap kegiatan serupa dapat lebih digalakkan. Apalagi, pemerintah dan dinas terkait dapat lebih aware dan memberikan ruang terhadap kegiatan serupa.
Senada, Siti Ayu Nurlaili, S.Pd, panitia sekaligus pendamping peserta menegaskan workshop yang ia gelar kali ini terbilang perdana. Tidak menutup kemungkinan kedepan, ia bersama komunitas nya bakal menggandeng dinas terkait untuk menyemarakkan kegiatan serupa. “Mungkin untuk kedepan kita bisa bekerjasama dengan dinas terkait. Saya ini kan kita baru memulai dan memperkenalkan apa itu seni dan budaya kepada generasi muda,” ungkap Nurlaili.
Ia menambahkan, kebudayaan nusantara yang beragam dan kaya akan kearifan lokal menjadi kepribadian bangsa dan modal untuk meraih kemajuan. Karenanya semua elemen masyarakat dan pemerintah harus bersama-sama memajukan dan melestarikan budaya Indonesia.(mad/Aba)