LIPUTANINSPIRASI, Sidoarjo— Upaya mengimplemenasikan Trigatra Bangun Bahasa, yakni ‘Utamakan Bahasa Indonesia, Lestarikan Bahasa Daerah dan Kuasai Bahasa Asing’. BBJT (Balai Bahasa Jawa Timur) telah melaksanakan Semarak Krida Bahasa, yakni melalui Niaga Bahasa dan Jaga Bahasa.
Keduanya telah dilombakan dalam bentuk kegiatan dengan hasil karya-karyanya, dan diikuti oleh ratusan peserta pelajar dan mahasiswa. Untuk lomba kegiatan Niaga Bahasa diadakan di Sidoarjo dan Malang. Sedangkan untuk lomba kegiatan Jaga Bahasa diadakan di Tuban dan Mojokerto.
Adapun nama-nama Tim Niaga Bahasa di wilayah Sidoarjo juara I Doa Ibu-Untag Surabaya, juara II Cak Durasim-Untag Surabaya dan juara III Khoiril-STKIP PGRI Sidoarjo. Malang juara I diraih Ilmia-Univ. Brawijaya, juara II Pak Aji UIN Malang dan juara III Memori-Univ. Bimus
Untuk Jaga Bahasa di Tuban, nama tim juara I SMAN 1 Jatirogo, juara II SMAN 1 Tuban dan juara III SMAN 2 Tuban (tim 1). Untuk Mojokerto juara I diraih MAN Mojokerto, juara II SMAN 3 Kota Mojokerto dan juara III SMAN II Kota Mojokerto.
Kasubbag Umum Balai Bahasa Jawa Timur Ary Setyorini, S.Pd menuturkan kalau program Krida Bahasa ini merupakan tugas dari pada Duta Bahasa Terpilih tahun 2023, untuk melaksakan Krida Bahasa, yaitu melalui gelar atau kegiatan Niaga Bahasa dan Jaga Bahasa. Sebagai tuntutan generasi muda untuk melaksanakan krida kebahasaan.
Menurutnya, Jaga Bahasa untuk mengutamakan bahasa Indonesia di ruang publik sebagai bahasa negara dan Niaga Bahasa untuk memotivasi generasi muda menjadi ekonomi kreatif dan berpeluang sebagai wirausaha melalui bahasa dan sastra.
“Jaga Bahasa untuk mengkampanyekan bahasa Indonesia di ruang publik melalui video tingkat SMA di Kab Tuban dan Kab Mojokerto. Sedangkan Niaga Bahasa sasarannya untuk mahasiswa di Kota Malang dan Kabupaten Sidoarjo,” tutur Ary Setyorini, pada Rabu (27/9/2023) siang di Gedung Cut Nyak Dhien BBJT Surabaya.
Ia katakan, dalam pelaksanaannya, masing-masing sekitar 100 peserta mahasiswa di Malang harus mengkreasikan kaus dengan tulisan Parikan khas Bahasa Jawa. Untuk di Sidoarjo, mereka menghasilkan barang berupa Mug dengan desain Parikan khas Bahasa Jawa juga.
Parikan ini merupakan pantun dalam Bahasa Jawa, yang perlu dilestarikan secara terus-menerus. “Sehingga kegiatan semacam ini wajib diteruskan, hal-hal baik supaya generasi muda lebih mengutamakan bahasa Indonesia dan melestarikan bahasa daerah yang ada di Jawa Timur,” harapnya.(mad/Aba)