LIPUTANINSPIRASI, Sidoarjo— Setelah berhasil membuat karya film pendek, sekaligus sebagai Tugas Akhir Sekolah bagi siswa kelas 9. Untuk mengapresiasi karya tersebut, pihak SMP Sepuluh Nopember Sidoarjo telah menggelar Nonton Bareng (Nobar) bersama seluruh siswanya, pada Sabtu (6/5/2023) pagi di Aula SMP Sepuluh Nopember, Siwalanpanji Buduran Sidoarjo.
Film pendek yang seluruh produksinya digarap oleh siswa, mulai sutradara, penulisan naskah, penata gambar dan yang lainnya, termasuk artis dan aktornya tersebut, diantaranya berjudul Bullying, Masa Lalu, Dead, 2.02AM, ANNF, Ritual of Disappear, Omah Pasoelayan dan Celengan Rindu.
Usai Nobar, guru pembimbing Wahyudi, S.Pd menuturkan kalau film pendek karya siswa ini bermula dari tugas cinematografi, seni grafis dan seni gram dikolaborasikan. Akhirnya anak-anak mempunyai ide membuat film pendek, dan ternyata hasilnya sangat luar biasa. “Alhamdulillah mendapat respon dari sekolah yang cukup baik, sehingga membuat anak-anak lebih semangat lagi. Itulah embrionya,” tutur guru seni budaya ini.
Lanjutnya, dari situlah anak-anak mempunyai gagasan, ide membuat film kenangan untuk ditonton bareng, yakni catatan akhir sekolah. “Kepala sekolah sangat setuju, sehingga membuat anak-anak semangatnya luar biasanya,” ungkap Wahyudi.
Ia tambahkan, kalau di era sekarang memang sudah waktunya anak-anak untuk bebas berekspresi di bidang cinematografi, video yang lainnya. “Karena semuanya digitalisasi. Dengan harapan setelah lulus dari SMP Sepuluh Nopember ini bisa berkembang yang lebih baik lagi. Ilmunya juga bisa bermanfaat untuk masa depan mereka masing-masing,” harap Wahyudi.
Afrian Aris Andi, S.Pd.I selaku narasumber/juri mengaku bangga dan kagum, karena melihat anak-anak se usia SMP sudah bisa menghasilkan karya yang sangat luar biasa. “Selevel mereka hasil karya bisa ditonton itu luar biasa,” katanya.
“Yang bikin saya penasaran adalah penulisnya, tidak semua orang bisa melakukan penulisan naskah buat film, script nya. Berarti guru bahasa Indonesianya juga sangat luar biasa,” ungkap Afrian Aris Andi yang juga guru seni teater.
Menurutnya, pemutaran film ini juga membuat anak-anak agar lebih kreatif dalam berkarya digital. Pada intinya kita mengarahkan agar mereka kalau membuat konten kreator ataupun film yang bagus-bagus, bukan sembarangan. “Apalagi media pembelajaran sekarang bukan hanya buku, tapi melalui film juga bisa. Jadi film ini bukan hanya untuk ditonton saja, tapi bisa untuk belajar dan juga bisa untuk berdakwah,” katanya.(mad)