LIPUTANINSPIRASI,Sidoarjo — Generasi Z yang penuh dengan digitalisasi sekarang ini masih perlu adalah adanya kehati-hati dan pemantauan yang ketat. Apalagi bagi mereka yang usianya mulai menginjak remaja, seusia siswa SMP, tentu mulai punya rasa simpati terhadap lawan jenis. Secara perlahan akan timbul rasa suka atau berpacaran.
Oleh karena itu, bertepatan dengan Bulan Suci Ramadhan 1444 H ini, SMP Negeri 1 Sedati Sidoarjo membentengi penuh kepada seluruh siswanya agar jangan sampai terjerumus terhadap perbuatan yang tidak diinginkan. Mereka dibekali keimanan dan ketakwaan melalui program Pesantren Ramadhan dengan mengambil tema ‘Berpuasa Memperkuat Keimanan dan Muslim Sejati di Era Globalisasi’.
Ketua Panitia Pesantren Ramadhan 1444 H SMPN 1 Sedati, Wahyu Prasetyo, ST menjelaskan, rangkaian kegiatannya adalah ibadah wajib bagi yang Islam. Mulai praktek wudhu, salat wajib berjamaah hingga salat tarawih, termasuk juga tadarus Al Quran. Termasuk juga ada Istighotsah, ada juga salat dhuha. “Jadi mereka diberikan muatan kembali tata cara berwudhu agar sesuai dengan aturan yang telah ditentukan,” jelas Pak Wahyu_sapaan akrabnya.
Disamping itu, anak-anak juga dibekali materi tentan bimbingan akhlak, dengan tujuan agar karakter mereka bisa terbentuk, terutama adab kepada orang tua, guru, teman dan orang yang lebih tua. “Karena saat ini sudah terjadi degradasi moral, utamanya anak-anak usia remaja,” terang Waka Kurikulum ini.
Namun menurutnya lebih ditekankan pada materi tentang adab bergaul, yang arahnya memang ke soal pacaran. Karena melihat fenomena anak-anak sekarang, kalau dilihat deri Medsos dalam pacaran sudah tidak sesuai dengan aturan ada, sudah semenakutkan itu. Sehigga kami berinisiatif membentengi mereka dengan pembekalan yang cukup. “Dari sisi psikologi memang proses remaja seusia SMP sedang rawan-rawannya menyukai selain jenis. Makanya dalam program Pesantren Ramadhan ini benar-benar kami buat membekali mereka, membentengi mereka,” tegas Pak Wahyu.
Kepala SMP Negeri 1 Sedati, Ratna Dyah Mustikawati, M.Pd juga menuturkan kalau pihaknya telah merancang Pesantren Ramadhan ini difokuskan pada penguatan karakter. Sehingga waktunya pun diatur secukup mungkin. Kalau hanya dua atau tiga jam saja dirasa memang sangat kurang untuk penguatan karakter, ternyata teman-teman panitia merespon dan dilaksanakan hingga menginap atau bermalam, dan kegiatanya juga dikemas betul-betul seperti pondok pesantren.
“Lokasinya, untuk perempuan dan laki-laki juga dipisah, bahkan mereka juga tidak diperbolehkan membawa HP. Tidak diperbolehkan membawa HP ini sangat mengejutkan orang tua siswa, ternyata mereka malah mendukung. Karena kondisinya anak-anak sekarang ini memegang HP hingga 24 jam,” tutur Ratna Dyah Mustikawati ditemui usai memantau kegiatan Pesantren Ramadhan, pada Sabtu (15/4/2023) siang.
“Semua kegiatan dan pembekalannya betul-betul ala pesantren. Anak-anak juga disebut sebagai santriwan dan santriwati. Jadi semua aktivitasnya memang mengarah untuk meningkatkan ke Islaman dan keimanan mereka hingga membentuk karakter yang kita harapkan,” harapnya.
Sekaligus ada proses penyerahan zakat fitrah, juga bagi para siswa-siswa SMPN 1 Sedati yang berhak
Untuk pembekalan agar anak-anak bisa menghadapi pertumbuhan remajanya untuk menyukai lawan jenis bisa lebih baik dan terkendali. Selain dari guru BK, guru agama, kita juga menghadirkan guru psikologi, dari Puskesmas hingga Kepolisian. “Kali ini juga ada mahasiswa psikologi Untag Surabaya untuk mendampingi anak-anak biar berani mengungkapkan isi hatinya. Hingga mereka bisa menemukan solusinya sendiri,” tutur Bu Ratna sapaan akrabnya.(mad)