LIPUTANINSPIRASI, Sidoarjo – Penguatan karakter bagi remaja atau siswa tidak bisa dilakukan hanya sekali-kali saja, tapi memerlukan perlakuan secara rutin. Bertepatan dengan Bulan Suci Ramadhan 1444 H ini tidak disia-siakan oleh SMA Negeri 3 Sidoarjo untuk lebih memperkuat karakter siswa-siswinya yang sebanyak 1.237 siswa itu agar berbudi luhur, berbudi pakerti lebih baik lagi.
Sehingga dalam program Pondok Ramadhan 1444 H yang dilaksanakan selama 3 hari, tepatnya tanggal 29, 30 dan 31 Maret 2023 diisi dengan banyak materi tentang penguatan karakter. Diantaranya tentang penguatan shalat wajib dan sunnah termasuk juga fiqih shalat. Modernisasi beragama, akhlaqul karimah, begitu juga tentang keluarga sakinah, cermin anak-anak sholeh dan sholihah.
Untuk presesi pembukaan Pondok Ramadhan 1444 H oleh Waka Kurikulum Asnan Wahyudi, S.Pd didampingi Ketua Panitia Pelaksana Pondok Ramadhan Waka Kesiswaan Bambang Wahyudi, M.Pd pada (29/3/2023) pagi. Pemateri yang dihadirkan, selain dari luar juga dari guru sekolah, diantaranya Sri Wulandari, M.Pd, Muhammad Aziz, S.Pd.I, Karimullah, M.Pd.I, Habibi Iswada, M.Pd.I, Nur Hamida, S.Ag, M. Nafik, S.Ag.
Kepala SMA Negeri 3 Sidoarjo, Dr Ristiwi Peni, M.Pd berharap dengan kegiatan Pondok Ramadhan sekarang ini dilakukan sangat sederhana, namun diharapkan memberikan manfaat yang lebih baik. Kita semua mentaati anjuran Presiden untuk hidup lebih sederhana, nantinya akan kami tutup dengan kegiatan penyerahan zakat fitrah. “Yang dikumpulkan dari guru, pegawai dan siswa, nantinya akan kami salurkan kepada para siswa yang membutuhkan, juga kepada warga yang kurang mampu sekitar sekolah,” harapnya.
Ia katakan, kalau di SMAN 3 Sidoarjo selain Pondok Ramadhan ada rutinitas yang terprogram, yaitu 4J (pertama Jumat Bersih, kedua Jumat Sehat, ketiga Jumat Imtaq dan keempat Jumat Hijau). “Untuk Jumat Imtaq, siswa yang putra pada jam pagi berikan tausiyah di Masjid. Siangnya wajib melakukan jamaan Jumat. Sedangkan siswa putrinya melakukan Jumat Madani, yaitu tausiyah tentang keilmuan agama Islam,” jelasnya.
“Selain itu, pembiasaan karakter religius juga sudah dilakukan setiap hari. Oleh karena itu, rutinitas-rutinitas yang bersifat wajib dan sunnah itu bisa menjadi habituasi, menjadi pembiasaan, jadi budaya untuk seluruh siswa kita,” harap Ristiwi Peni.
Salah satu pemateri, Nur Hamidah sangat memberikan apresiasi kepada SMAN 3 Sidoarjo ini, karena penguatan karakter itu harus dilakukan sesering mungkin. Tidak bisa dilakukan hanya sekali. Misalnya shalat, untuk anak-anak remaja itu sangat berat, makanya perlu sekali pembiasaan. Kalau tidak dibiasakan sejak kecil akan sulit sekali melakukan. “Walaupun shalat itu cuma bebarapa menit, tapi sangat berat berat bagi anak-anak. Termasuk juga kedisiplinan mengerjakan shalat di awal waktu. Itu juga sangat sulit sekali, makanya perlu pembiasaan sejak kecik,” katanya.(mad)