LIPUTANINSPIRASI, Sidoarjo — Siswa milenial sekarang ini banyak yang enggah untuk merawat jenazah. Bahkan sudah tergolong langka, termasuk merawat jenazah keluarganya sendiri pun masih ogah-ogahan. Namun berbeda dengan yang dilakukan siswa SMK YPM 8 Sarirogo Sidoarjo, mereka justru beramai-ramai untuk belajar merawat ‘jenazah’.
Mereka belajar merawat/pemulasaran mulai dari memandikan ‘jenazah’, menshalati, mengkafani hingga mengubur atau mengantarkan ke makam untuk dimakamkan.
Prosesi tersebut dilakukan oleh seluruh peserta didik SMK YPM 8 Sidoarjo kelas XII, berjumlah 462 peserta didik, terbagi menjadi 12 kelas dan 4 kompetensi keahlian, dalam rangka Ujian Praktek Agama (KPI-Kecakapan Penerapan Ibadah) yaitu Praktik Perawaran Jenazah, mulai tanggal 8 hingga 16 Maret 2023 di halaman sekolah.
Waka Kesiswaan Hadi Irsad, S.HI M.Pd.I menjelaskan kalau maksud dan tujuan kegiatan adalah sebagai ujian praktek pendidikan agama Islam, dan Budi Pekerti siswa SMK YPM 8 Sidoarjo. Yaitu dilaksanakan dengan maksud untuk mengukur keterampilan peserta didik dalam aspek membaca Al-qur’an, Hafalan dan jenis-jenis praktik ibadah dalam kehidupan sehari-hari,” jelasnya.
“Disamping itu juga memberikan pengalaman praktik nyata secara langsung, sehingga peserta didik mampu melaksanakan mengetahui tata cara pelaksanaan penerapan kecakapan ibadah dalam bentuk nyata,” kata guru Agama Islam ini.
Waka Humas SMK YPM 8 Sidoarjo Didik Wahyudi, S.Pd M.Pd menambah kalau generasi sekarang ini banyak remaja yang enggan merawat jenazah. Oleh sebab itu kami kuatkan karakter anak-anak di sekolah, sehingga saat ada keperluan di masyarakat lingkungannya, ilmu ini bisa dimanfaatkan.
“Anak-anak sekarang, atau istilahnya remaja milenial itu sulit disuruh, mereka harus didorong, digerakkan dan diberikan contoh yang nyata,” tegas Pak Didik_sapaan sehari-harinya.(mad)