LIPITANINSPIRASI, Lamongan– Berawal dari kurang adanya pemanfaatan sisa produksi olahan bandeng, Pondok Pesantren (Ponpes) Thoriqussalam Kabupaten Lamongan membuat inovasi baru dengan menciptakan produk kerupuk duri ikan bandeng.
Pengurus Ponpes Thoriqussalam, Lamongan, Achmad Ali Murtadho,
, Rabu (15/2/2023), mengatakan, dengan produk ini diharapkan bisa menjadi salah satu produk unggulan terbaru Kabupaten Lamongan.
“Kami memilih bisnis olahan dari bahan baku duri ikan bandeng dikarenakan kurang adanya pemanfaatan sisa produksi dari olahan bandeng. Dan kami berharap bisa menjadi salah satu produk unggulan Lamongan,” jelas Achmad.
Achmad menyampaikan, bisnis kerupuk duri bandeng pertama kali rilis tahun 2020 bertepatan dengan Hari Santri Nasional (22 Oktober). Sumber produksinya diambil dari pabrik-pabrik yang khusus mengolah otak-otak bandeng di Lamongan.
“Duri ikan bandeng kita olah dengan cara dipresto lalu kita giling halus menjadi seperti tepung. Kemudian bisa kita manfaatkan jadi bahan campuran untuk kerupuk. Sekali produksi, kami menghasilkan sekitar 25 Kilogram per harinya,” terang Achmad.
Terkait pemasaran,menurut Achmad , tidak begitu mengalami kesulitan.
“Karena kan kami setiap ada pameran atau event untuk menyosialisasikan produk, akan kami jelaskan sampai customer ingin mencoba bagaimana rasanya duri ikan. Tetapi kebanyakan customer ketika melihat judul Kerupuk Duri Ikan Bandeng saja sudah penasaran untuk mencobanya, apalagi diketahui duri ikan bandeng banyak mengandung kalsium yang sangat tinggi,” terangnya.
Produk Olahan Lain
Dikatakan Achmad, ‘Kerupuk Duri Ikan Bandeng’ berada di bawah label J&Z Lamongan yang dikelola oleh yayasan Ponpes Thoriqussalam. “Di dalam label J&Z Lamongan, selain Kerupuk Duri Ikan Bandeng, juga punya produk unggulan lainnya seperti, Abon kalsium, Keripik Ikan Kakap, dan Sambal Bandeng Oven,” katanya.
Achmad menjelaskan, masing-masing produk unggulan tersebut memiliki harga yang berbeda per bungkusnya. Untuk Kerupuk Duri Ikan Bandeng, dan Keripik Ikan Kakap dibandrol seharga Rp15 ribu per bungkus dengan porsi satu Ons, sedangkan untuk Sambal Bandeng Oven harganya Rp25 ribu per bungkus dengan porsi satu setengah Ons.
“Pemasaran produk kami ini dilakukan oleh semua anggota Koperasi Pondok Pesantren atau Kopontren Thoriqussalam. Strategi pemasaran kami yaitu dari mouth of mouth, lewat online sosmed, marketplace , dan konsinyasi dengan pusat oleh-oleh di Lamongan,” tuturnya.
“Agar bisnis ini terus berjalan, kami selalu semangat berkarya, semangat memajukan UMKM pesantren dan mengembangkan jiwa enterpreneur pada santri-santri. Kami berencana mengembangan bisnis ini bisa masuk pasar retail dan bisa ekspor,” imbuhnya.
Menurut Achmad, ada beberapa manfaat yang dirasakan oleh Ponpes Thoriqussalam dari menjalankan bisnis ini. Manfaat itu di antaranya nama pesantren lebih dikenal oleh masyarakat luas serta dapat pemasukan dana atau kas dari keuntungan penjualan.
Achmad berharap ke depan produk bisnis Ponpes Thoriqussalam ini semoga bisa selalu berkembang mengikuti zaman dan selalu bisa muncul ide-ide baru untuk produk-produk bisnisnya.
“Khusus kepada program OPOP Jatim ke depannya harapan kami adalah mendapatkan dana hibah alat produksi yang lebih modern agar produktivitas kami lebih efektif dan efisien. Dengan begini akan sama dengan tagline-nya OPOP, yaitu Pesantren Berdaya Masyarakat Sejahtera,” harapnya.
Produk unggulan Ponpes Thoriqussalam merupakan salah satu peserta dari program One Pesantren One Product (OPOP) yang digagas oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Program OPOP bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat berbasis pondok pesantren melalui pemberdayaan santri, pesantren, dan alumni pondok pesantren.
Bila berminat memesan dan membeli produk olahan milik Ponpes Thoriqussalam Lamongan ini, masyarakat bisa langsung menghubungi nomor pengurus Ponpes Thoriqussalam, Achmad Ali Murtadho 085707773061. (vin/s/Kominfo)