LIPUTANINSPIRASI, Sidoarjo— Setelah dilakukan seleksi yang cukup ketat, ada sekitar 22 film pendek dari berbagai daerah yang lolos masuk finalis Festival Film Pendek secara nasional, dalam ajang Layar Lokal 3 tahun 2022 yang bertemakan ‘Perempuan & Lokalitas’. Yang dimeriahkan juga dengan hiburan band, teater, tari serta bazar, kuliner, pameran seni dan hiburan lainnya.
Dari 22 film pendek karya siswa, mahasiswa serta masyarakat umum tersebut telah dilakukan pemutaran penentuan pemenang di Gedung SMART2 CINEMA atau Bioskop Film Pendek milik SMK Antartika 2 Siwalanpanji Buduran Sidoarjo, pada Sabtu-Minggu 17-18 Desember 2022 mulai pukul 10.00-21.00 wib.
Ketua Asfis (Asosiasi Sineas Film Sidoarjo) Rehal mengatkan kalau hari ini selain pemutaran film juga dilakukan diskusi film. Sudah terdapat 9 film dari kategori masing-masing yang dikompetisikan, sesuai dengan temanya ‘Perempuan dan Lokalitas’ semuanya mengangkat tentang kearifan lokal, budaya dan perempuan. “Pesertanya selain dari Sidoarjo juga dari Surabaya, Malang, Semarang, Tangerang, Jogyakarta. Bahkan ada yang dari Medan dan NTT(Nusa Tenggara Timur) waktu yang ikut mendaftar. Namun lolos dan tidaknya kami serahkan dari kurator dan dewan juri,” kata Rehal.
Kepala SMK Antartika 2 Sidoarjo Retno Purwolystiorini SE M MP.d sangat merasa bangga, ternyata antusias peserta sangat luar biasa dari seluruh Indonesia. Semoga acara ini semakin memotifasi anak-anak untuk tidak puas sampai disitu saja. Namun harus terus berkarya-berkarya hingga meraih prestasi. “Kalau mereka bisa juara yang bangga juga mereka sendiri, juga sekolahnya, termasuk orang tuanya,” jelasnya.
Ia katakan kalau meraih prestasi itu juga sangat berguna bagi mereka yang ke jenjang selanjutnya. Porto folio itu sangat penting membantu memudahkan mereka keperfilman, karena anak-anak di sekolah kami sebagian besar melanjutkan.”Alhamdulillah siswa kami juga sudah berprestasi nasional untuk film pendek, judul Melakar dengan Sutradara Rindi, kini ada lagi film berjudul Lali, sutradara Abidul Kaffil, keduanya siswa kelas XII,” jelasnya.
Usai nonton film, Rosi Utari Rahayu warga Candi Sidoarjo mengaku sangat bangga, sebagai generai 50 tahun. Karena anak-anak usia SMK ini bisa membuat karya yang luar biasa dan sudah berani menentukan ide cerita, bahkan sudah mengeksekusi, mengkordinir, termasuk memanage waktunya. “Padahal mereka masih tetap belajar di sekolah. Jadi anak-anak sekarang sangat luar biasa. Mereka sudah berproses menuju profesionalisme,” katanya.(mad)