LIPITANINSPIRASI, Sbuidoarjo – Upaya memperdalam pamahaman lebih dalam tentang IKM (Implementasi Kurikulum Merdeka). INOVASI (Inovasi Untuk Anak Sekolah Indonesia) Jatim mengajak para Stakholder Mitra untuk belajar bersama-sama lebih memahami tentang IKM, agar bisa diterapkan lebih baik lagi.
Kegiatan yang dikemas dalam Workshop Belajar Lebih Mendalam Tentang Implementasi Kurikulum Merdeka, dibuka oleh Provincial Manager INOVASI Jawa Timur M. Andri Budi dan dilaksakakan dua hari, tepatnya tanggal 19 dan 20 Oktober 2022 di Hotel Luminor Sidoarjo.
Pihak INOVASI Jatim menghadirkan pemateri, Arie Tristiani selaku Pengembang Kurikulum Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Kemendikbud Ristek, Esy Andriyanti Analis Kerjasama BSKAP (Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan) Kemendikbud Ristek. Kepala Dikbud Sidoarjo Dr. Tirto Adi, M.Pd dan untuk hari kedua usai kunjungan lapangan di SDN Gelam 2 Sidoarjo dilanjut diskusi dengan pemateri Agus Prihantoro selaku Digital Learning INOVASI Jakarta.
Provincial Manager INOVASI Jatim M. Andri Budi berharap kurikulum merdeka bisa dipahami lebih mendalam. Belajar bareng ini sebenarnya keinginan kami sudah lama. Tujuannya adalah, agar semua tahu dengan rinci tentang kurikulum merdeka. “Termasuk mengetahui regulasi dari pusat maupun daerah, sehingga implementasi teknis di satuan pendidikan tidak menyimpang,” harapnya.
Menurutnya, dengan kurikulum merdeka ada keleluasaan bagi guru untuk menggunakan ragam pembelajaran dan pusat pembelajaran bersama dengan siswanya. Sehingga siswa itu bisa jadi pusat peningkatan kompetensi. “Dan perlu dipahamai, bahwa roh kurikulum merdeka itu mencakup keterampilan dasar, literasi numerasi, dan karakter. Makanya harus dikuatkan dalam implementasi pembelajarannya,” terang Pak Adri_sapaan akrabnya.
Pengembang Kurikulum Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Kemendikbudristek Arie Tristiani menyebut ciri khas kurikulum merdeka terletak pada intrakurikuler dan pelaksanaan projek pelajar pancasila.
Ia menyebut ada tiga karakteristik utama kurikulum merdeka. Pertama, penyederhanaan konten, fokus pada materi esensial. “Jadi, capaian pembelajaran yang disusun kementerian isinya adalah materi esensial. Siswa tidak perlu banyak mengejar materi, tapi lebih meningkatkan karakternya,” katanya.
Kedua, pembelajaran berbasis projek kolaboratif dan aplikatif lewat projek penerapan profil pelajar pancasila. Ketiga, pengaturan jam pembelajaran yang lebih fleksibel dan kurikulum operasional satuan pendidikan disesuaikan karakteristik siswa sekolah. “Artinya, guru bisa melakukan pembelajaran yang berbeda sesuai karakter peserta didik. Kondisi sekarang ini kurikukum bisa berbeda antar sekolah, “ jelas Arie Tristiani.
Sementara itu, Esy Andriyanti selaku Analis Kerjasama BSKAP (Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan) Kemendikbud Ristek lebih pada mengenalkan kanal dan media yang mendukung IKM, dan Tirto Adi juga memaparkan tentang IKM dan kebijakan di Pemkab Sidoarjo.(mad)