LIPUTANINSPIRASI, Pasuruan – BLT BBM ( Bantuan Langsung Tunai Bahan Bakar Minyak) dan BPNT ( Bantuan Pangan Non Tunai) untuk warga miskin di Kabupaten Pasuruan sudah mulai disalurkan.
Total ada 127.165 KPM (keluarga penerima manfaat) yang menerima bantuan dari Kementrian Sosial RI ini. Mereka dapat mengambilnya di Kantor Pos terdekat atau kantor kecamatan/desa sesuai kesepakatan PT Pos Indonesia dan Dinas Sosial.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Pasuruan, Suwito Adi mengatakan, BLT BBM direncanakan disalurkan selama 4 bulan mulai dari September hingga Desember tahun ini. Dengan nominal per bulan yang didapat adalah Rp150.000 per KPM. Namun untuk saat ini, pemberian BLT BBM langsung dua bulan sekaligus. Dalam artian nominal pada september dan oktober seketika diberikan di bulan september.
Sedangkan untuk BPNT dikonversi menjadi bantuan tunai untuk bulan September dengan nominal sebesar Rp 200 ribu per KPM. Sehingga total bantuan yang diterima per KPM sebesar Rp 500.000.
“Total yang diberikan Rp 500 ribu per KPM. Dengan rincian Rp 300 ribu itu BLT BBM dua bulan karena per bulannya Rp 150 ribu. Dan BPNT bantuannya sebesar Rp 200 ribu,” kata Suwito saat ditemui di kantornya, Kamis (15/09/2022).
Dari ratusan ribu penerima bantuan, paling banyak merupakan warga yang bertempat tinggal di kantong-kantong kemiskinan. Seperti Kecamatan Lekok dengan jumlah 9891 KPM. Kemudian Kecamatan Grati dengan 9395 KPM dan Kecamatan Wonorejo dengan 7805 KPM.
Kata Suwito, penyaluran BLT BBM dan BPNT sudah dilakukan sejak jumat (09/09/2022) lalu dan ditargetkan selesai sabtu (17/09/2022) mendatang. Hanya saja, agar target tersebut bisa tercapai, PT Pos Indonesia dibantu para staf Dinas Sosial sampai di tingkatan koordinator BLT BBM BPNT di tingkat kecamatan/desa.
“Pos Indonesia sendiri bilang tidak ada tambahan tenaga untuk membantu menyalurkan BLT BBM ini. Makanya meminta bantuan Dinas Sosial agar penyalurannya cepat selesai,” imbuhnya.
Lebih lanjut Suwito menegaskan bahwa pemberian BLT BBM ke warga miskin menjadi cara pemerintah untuk menjaga angka kemiskinan ekstrem supaya tidak melonjak.
Para penerima bantuan sendiri merupakan keluarga yang sebelumnya juga sudah termasuk dalam Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) atau sembako serta Program Keluarga Harapan (PKH) yang tidak menerima BPNT.
“Paling banyak penerima BPNT. Tapi ini dikonversikan menjadi bantuan tunai,” singkatnya. (emil/kominfo)