LIPUTANISPIRASI. Berbuat baik itu sebuah keharusan . Namun harus ada diantara kita yang memiliki pemikiran dan sikap yang patut untuk dicontoh. Mereka ini tidak henti mengajak manusia untuk melakukan kebaikan, yaitu kebaikan yang dilakukan untuk mendapatkan ridha Allah Swt dan menjauhkan dari murka-Nya.
Sambil mengutib QS. Surat Ali Imran ayat 104 yang artinya “Dan hendaklah ada di antara kamu sekelompok umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung” ungkap Ust. Ibnu Athoillah dalam pengajianya.
Siapapun orangnya ketika ia mengajak kebaikan dan kebenaran kepada orang lain, maka ia memperoleh pahala sebagaimana pahala yang diperoleh orang yang mengikutinya, bahkan tidak kurang sedikitpun. Jadi tidak ada ruginya mengajak orang berbuat baik, justru untung besar.
Namun demikian mengajak kebaikan tentu dilakukan dengan cara yang bijak, bisa dengan diskusi atau tukar pikiran yang berjalan secara dinamis dan santun serta menghargai pendapat orang lain.
Hal ini harus selaras dengan printah Alloh dalam surat an-Nahl ayat 125 yang artinya: “ Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.”
Menyampaikan kebaikan dan kebenaran juga harus memperhatikan bagaimana berkomunikasi yang baik, tepat yang akan memberikan dampak luas dan menyentuh dalam kehidupan. Sebaliknya dakwah yang minim ilmu dan hikmah tidak akan banyak menghasilkan buah dalam perubahan tingkah laku , tetapi justeru akan berhadapan dengan pertentangan.
Apalagi mengajak yang orang punya status sosial, kedudukan, pejabat, sekalipun penguasa dholim, maka cara mengajaknya perlu kehati-hatian agar tidak tersinggung bahkan harus dengan lemah-lembut “ qawalan layyinaan”. Hal ini pernah diperintah oleh Allah kepada nabi Musa ketika berda’wah kepada raja Fir’aun yang sangat zhalim. Yang diterangkan al-Qur’an surat Taha : 42-44
“Pergilah engkau beserta saudaramu dengan membawa tanda-tanda (kekuasa an)-Ku, dan janganlah kamu berdua lalai mengingat-Ku. Pergilah kamu berdua kepada Firaun karena dia benar-benar telah melampaui batas. Maka, berbicaralah kamu berdua kepadanya (Firaun) dengan kata-kata yang lemah lembut (qawlal layyinan), mudah-mudahan ia sadar atau takut.”
Penulis : Sayyid Sulthan
Editor : Abba